Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Abang Dulunya Perbukitan Asri, Kini Tinggal Kenangan

Kompas.com - 28/12/2022, 06:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

”Selama 25 tahun saya mencari data tentang Tanah Abang Bukit. Berbekal foto koleksi pribadi keluarga, saya cari dokumen di Leiden, Belanda, dan datang langsung ke Indonesia,” kata Sven.

Dalam dokumentasi foto 1899, kawasan Tanah Abang Bukit terlihat sangat rindang. Pepohonan tumbuh rapi di tepi jalan tanah. Sebuah kereta kuda terlihat melintas di jalan itu.

Baca juga: Kebayoran, Gudang Kayu yang Menjelma Jadi Kawasan Elite Jakarta

Rumah keluarga Sven di Tanah Abang Bukit terbagi menjadi empat bangunan di atas lahan 9.200 meter persegi. Awalnya rumah itu hanya terdiri atas satu rumah besar.

Namun, pada awal abad ke-19, rumah itu dibagi jadi 4 rumah. Salah satu rumah besar berbentuk seperti rumah panggung. Bagian dasar dan atas dihubungkan dengan tangga.

Nenek Sven, Garderen, tinggal di rumah yang berlantai satu. Rumah yang ditempati Garderen itu bagian dalamnya tak disekat-sekat agar udara mengalir bebas.

Meski ada banyak kamar, keluarganya sering menggunakan hanya satu kamar. Orangtua dan anak-anak tidur di kamar yang sama. Kamar mandi dan toilet terpisah dari bangunan utama.

”Pada malam hari, nenek saya sering keluar melalui jendela untuk membeli snack di Pasar Tanah Abang. Dia suka makan kolang-kaling, stroop susu, lemper, dan pastel,” ujar Sven.

Baca juga: Menelusuri Jejak Sejarah Kota Tua

Dalam sebuah foto dokumentasi keluarga, terlihat kaum perempuan memakai kebaya encim. Menurut Sven, keluarganya lahir dan besar di Batavia sehingga sangat memegang teguh budaya Indonesia.

Terkadang kakek buyutnya memakai sarung. Mereka juga sering menyantap makanan Indonesia untuk makan siang. Pada malam hari, mereka kembali ala Eropa.

Perbukitan Tanah Abang nan asri saat ini sudah tinggal kenangan. Kawasan itu kini jadi pusat belanja tekstil dan pasar sisa ekspor yang dikenal dengan Pasar Blok E AURI, Tanah Abang.

Bangunan beton yang selalu disesaki pedagang dan pembeli terasa kontras dengan gambaran suasana tenang dan rindang seperti diceritakan ulang oleh Sven.

(Kompas: Dian Dewi Purnamasari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Megapolitan
Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Megapolitan
Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Megapolitan
Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Megapolitan
PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Megapolitan
Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com