Harga yang tertera di aplikasi belum termasuk surcharge dan biaya tol bila penumpang akan memasuki tol.
"Surcharge enggak masuk aplikasi. Kalau enggak ada uang tunai, bisa lewat tip. Bisa juga pakai QR, tapi belum semua driver punya," ujar G.
Baca juga: Harus Jalan 135 Meter untuk Naik Taksi Murah di Bandara Halim
Terkait pilihan taksi Bluebird, ia mengatakan bahwa mereka memang tidak boleh menjemput pengguna bandara.
Namun, mereka tetap bisa masuk jika hanya untuk mengantar masyarakat menuju Bandara Internasional Halim Perdanakusuma.
"Bluebird enggak bisa masuk kecuali nganter dari luar. Kalau dari sini nganter ke luar, enggak bisa. Habis nganter ke sini, langsung keluar," ungkap G.
Membandingkan tarif antara operator taksi bandara
Kompas.com sempat memeriksa beberapa tarif taksi bandara dan membandingkannya dengan tarif dari Bluebird.
Untuk memeriksa tarif, Kompas.com memilih titik antar yang berjarak sekitar 7 kilometer.
Salah satu taksi daring mematok harga sekitar Rp 69.000, sementara taksi daring lainnya mematok harga sekitar Rp 66.0000-Rp 67.000.
Sementara itu, harga taksi Bluebird menuju titik antar yang sama berada pada kisaran Rp 40.000- Rp 48.000.
Jika ingin menggunakan operator taksi dengan tarif yang lebih murah, masyarakat harus berjalan kaki sejauh 135 meter dari area terminal menuju pintu gerbang dekat GKPO Halim.
Isu monopoli taksi bandara
Dalam utasnya, Silvia sempat menyenggol monopoli usaha dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang mengatur tentang hal tersebut.
"I paid the driver sesuai kok, gw masih mampu. Tapi keluhan gw ini cuma keluhan warga yg mau pelayanan publik itu lbh baik, bukan berarti gw harus jalan keluar dulu Sil, no. Kita punya KPPU yang mengatur tentang monopoli usaha, katanya negara hukum. So lets use that as the basis," tulisnya.
Ketua Pusat Koperasi (Kapuskop) Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Mayor Pnb Ali Ngimron pun angkat bicara.