Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif KRL Orang Kaya Dinilai Tak Adil, Berkontribusi Kurangi Macet tapi Harus Bayar Lebih Mahal

Kompas.com - 30/12/2022, 07:14 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa tarif KRL Jabodetabek tidak akan mengalami kenaikan hingga 2023 mendatang.

Akan tetapi, saat ini Kemenhub tengah mengkaji penggunaan kartu bayar KRL yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.

Jika sistem ini diterapkan, maka nantinya penumpang yang dianggap golongan mampu harus membayar lebih mahal untuk naik KRL.

Seorang penumpang KRL bernama Tiwi (32) mengaku tidak setuju dengan rencana Kemenhub tersebut.

Ia berharap tarif KRL disamaratakan bagi seluruh pengguna baik yang mampu maupun yang tidak mampu.

"Kurang setuju. Enggak usah dibedain, samain aja," kata Tiwi saat ditemui Kompas.com di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: Tarif KRL Bakal Dibedakan, Pengguna: Kalau Dipisah Kaya dan Miskin, Ukurannya Apa?

Daripada menghukum orang kaya yang naik KRL dengan tarif lebih mahal, Tiwi menyarankan agar pemerintah lebih berfokus pada mereka yang naik kendaraan pribadi. 

Sebab, golongan mampu yang menggunakan KRL sejatinya sudah berkontribusi dalam mengurangi kemacetan dan pencemaran udara. 

Sebaliknya, para orang kaya yang menggunakan mobil pribadi justru menyumbang kemacetan dan merusak lingkungan. 

Namun, ia menyayangkan orang-orang kaya dengan mobil mewahnya justru masih kerap menikmati bahan bakar minyak bersubsidi. 

"Kan yang sudah-sudah tidak tepat sasaran juga seperti BBM subsidi. Orang naik Pajero aja bisa pakai pertalite," kata Tiwi.

Baca juga: Tarif KRL untuk Orang Kaya Bisa Tembus Rp 15.000 Jika Tak Disubsidi

Tiwi yang berprofesi sebagai pegawai swasta itu biasanya naik KRL dari Stasiun Rawa Buntu ke Stasiun Sudirman.

Ia memilih menggunakan KRL dibanding transportasi jenis lainnya lantaran dinilai lebih cepat sampai, lebih murah, dan praktis.

Tarif KRL saat ini yakni Rp 3.000 untuk 25 km pertama, dan ditambahkan Rp 1.000 untuk perjalanan setiap 10 kilometer berikutnya.

Jika penyesuaian tarif benar-benar berlaku nantinya, Tiwi mengaku tetap akan naik KRL dan tidak akan beralih.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com