Katanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah mematangkan kembali konsep pembangunan giant sea wall.
Menurut dia, pematangan konsep akan rampung tiga bulan ke depan, atau sekitar April 2023.
Adapun pematangan konsep dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta.
Baca juga: Soal Kelanjutan Pembangunan Tanggul Pantai, Heru Budi Sebut Harus Ada Relokasi Warga
Heru mengungkapkan, untuk mematangkan konsep ini, Bappeda DKI Jakarta akan menemui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Konsep perencanaannya harus segera. Habis ini ke Bappenas, diskusi dengan para kementerian terkait, ada Kementerian Kelautan, Lingkungan Hidup, dan seterusnya," katanya.
Sementara itu, Heru melanjutkan, Pemprov DKI Jakarta akan membahas pembangunan tanggul pantai bersama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) karena bakal membuat sertifikat tanah di garis pantai yang ditanggul.
Kemudian, menurut dia, pembangunan tanggul pantai baru akan rampung pada 2025.
"Karena kan ketika kami sudah menanggul pantai, ada lahan timbul yang milik Pemda DKI. Itu harus cepat kami sertifikatkan, yang dekat dengan Pelindo," tuturnya.
"(Pembangunan) tanggul pantai (rampung) 2025," sambung Heru.
Kemudian, Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Yusmada Faizal mengungkapkan tanggul pantai di pesisir Jakarta memiliki panjang total 46 kilometer.
Sebanyak 13 kilometer dari 46 kilometer itu telah dibangun.
Sementara itu, kata dia, sebanyak 33 kilometer sisanya akan dibangun oleh Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta.
Pemprov DKI kebagian untuk membangun tanggul pantai sepanjang 22 kilometer. Sedangkan 11 kilometer di antaranya sudah dikerjakan, sehingga menyisakan 11 kilometer lagi.
Baca juga: Tanggul Pantai Jakarta Bakal Sepanjang 46 Km, Sudah Dibangun 13 Km
"(Sepanjang) 11 kilometer itu ditangani Pemprov DKI Jakarta," ucapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2023).
"Yang ditangani Pemprov DKI (sepanjang) 11 kilometer itu (lokasi tanggulnya) di empat klaster, (yakni) Muara Angke, Pantai Mutiara, Ancol Barat, dan klaster Kali Blencong," sambung Yusmada.