Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mutilasi di Tambun, Beragam Temuan dalam Kamar Kontrakan Ecky

Kompas.com - 04/01/2023, 07:33 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Penyelidikan kasus penemuan potongan tubuh di dalam kontrakan yang disewa M Ecky Listiantho (34) terus bergulir.

Beragam keterangan saksi turut membuka lembar demi lembar misteri tentang identitas korban dan apa saja yang ada di dalam kamar kontrakan Ecky, di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Kabupaten Bekasi.

Salah satu saksi yang paling vokal memberikan keterangan berkait kasus tersebut adalah Ketua RT 01 RW 02 Alfian.

Baca juga: Kasus Mutilasi di Bekasi, Penghuni Kontrakan Tak Cium Bau Busuk: Adanya Bau Kimia dan Kopi

Kepada awak media, Alfian membeberkan beberapa hal yang ia lihat dan temukan saat tim Resmob Polda Metro Jaya masuk ke kamar Ecky, Jumat (30/12/2022).

Salah satu yang ia ungkapkan yakni temuan berupa berkas-berkas penting di dalam kamar kontrakan Ecky.

"Ada dokumen akta kelahiran, ada satu lembar fotokopi kartu keluarga dan berbagai lembar KTP dan lembaran fotokopi sertifikat apartemen yang sudah beralih," ujar Alfian.

Dalam salinan KTP milik Ecky yang dipegang Alfian, tertulis bahwa pelaku merupakan pria yang belum menikah dan berdomisili di Bandung.

Alfian menyebutkan, Ecky menyerahkan KTP tersebut ketika mulai mengontrak di kamar nomor 6 pada 2021 lalu.

Baca juga: Ada Fotokopi Kartu Keluarga hingga Sertifikat Apartemen di Kontrakan Pelaku Mutilasi Perempuan di Bekasi

"Saya enggak tahu dia (Ecky) punya berapa KTP, tapi saya punya salinan yang bujangannya, alamat tertulis di Bandung, dia laporan pakai KTP itu," ucap Alfian.

Meski sempat melihat salinan peralihan unit apartemen, namun Alfian tidak mengetahui secara pasti detail isi dokumen tersebut.

"Saya enggak tahu (peralihan unit apartemen dari siapa ke siapa), pokoknya banyak kertas tertumpuk dan ada lembaran fotocopy sertifikat apartemen," imbuh Alfian.

4 KTP dengan identitas berbeda

Alfian mengungkapkan bahwa ada dokumen yang paling mencolok. Dokumen tersebut adalah empat KTP dengan identitas berbeda.

Ia belum mengetahui siapa saja pemilik dari masing-masing KTP.

"Ada empat KTP, identitasnya beda-beda. Saya enggak terlalu jelas lihatnya, yang pasti itu ada empat KTP asli," ujar Alfian.

Alfian mengungkapkan, Ecky pernah mengaku masih bujang dan bekerja di lingkungan pertambangan.

Pengakuan itu dilontarkan Ecky ketika pertama kali datang ke lingkungan tersebut.

"Pengakuan beliau (pelaku), dia orang lapangan yang bekerja sebagai wakil manajer pertambangan pasir di daerah Bogor," ucap Alfian.

Baca juga: Ketua RT: Pelaku Mutilasi di Tambun Mengaku Bujangan dan Kerja Sebagai Wakil Manager Pertambangan

Ketika datang pada tahun 2021, Ecky juga menyerahkan salinan KTP yang tertulis bahwa dirinya berdomisili di Bandung dan statusnya masih lajang.

"Saya enggak tahu dia (Ecky) punya berapa KTP, tapi saya punya salinan yang bujangannya, alamat tertulis di Bandung, dia laporan pakai KTP itu," ungkapnya.

Pengakuan yang diucapkan oleh Ecky kepada Alfian dan pemilik kontrakan justru berbeda.

Sebelumnya, pemilik kontrakan yakni AS (54) menyebut bahwa Ecky memiliki keluarga dan tinggal di Bandung.

"Sudah menikah, punya anak, ngakunya tinggal di Bandung. Dia juga ngomong sering pulang ke Bandung," kata AS, Jumat (30/12/2022) lalu.

Ketua RT sebut tak pernah melihat wajah terduga korban

Adapun Alfian sendiri tak pernah mengetahui identitas korban yang dimutilasi oleh Ecky.

Pengakuan itu ia ungkapkan setelah dirinya dibawa dan ditunjukkan sebuah foto terduga korban oleh penyidik dari Polda Metro Jaya.

Baca juga: Ketua RT Tak Pernah Lihat Perempuan Korban Mutilasi di Tambun Bekasi

"Waktu diperiksa, saya enggak pernah lihat orang itu ada di kontrakan, tapi saya lihat (berdasarkan foto yang ditunjukkan), orangnya tua, sekitar umur 50 tahun," ujar Alfian.

Dari foto itu, Alfian melihat bahwa terduga korban bermata sipit. Ia mengatakan, korban mempunyai rambut panjang sebahu dan berkulit putih.

"Tampangnya bersih, rambutnya sebahu, kaya orang chinese," ungkap Alfian.

Masih dalam foto itu, terduga korban juga tampak mengenakan pakaian bermotif batik.

Namun, dirinya tak bisa memastikan apakah baju yang dikenakan itu merupakan seragam kerja atau bukan.

"Kalau saya perhatikan, enggak pakai seragam, tapi pakaian batik. Waktu itu juga enggak disebutin namanya, karena memang tidak ada nama apa pun," jelas Alfian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Megapolitan
Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Megapolitan
Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com