Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Keluarga Angela Tertipu Sandiwara Ecky yang Ternyata Pelaku Mutilasi...

Kompas.com - 07/01/2023, 11:41 WIB
Tria Sutrisna,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya membenarkan bahwa jenazah perempuan yang dimutilasi oleh M Ecky Listiantho (34) di Tambun, Bekasi, adalah Angela Hindriati Wahyuningsih (54).

Hal itu diketahui setelah tim kedokteran forensik dan laboratorium forensik Polri melakukan pencocokan DNA jenazah perempuan itu dengan jenazah anak dari Angela, yakni Anna Laksita Leialoha.

"Hasil kolaborasi antara kedokteran forensik RS Bhayangkara Sukanto dan laboratorium forensik Polri mengindikasikan bahwa korban adalah terkonfirmasi atas nama Angela Hindriati, 54 tahun," ujar Hengki saat dikonfirmasi, Jumat (6/1/2023).

Baca juga: Keluarga Angela Akui Tertipu dengan Cara Bicara Ecky yang Halus dan Sopan

Menanggapi hal itu, keluarga Angela pun mengaku syok. Mereka tak menyangka bahwa jenazah itu adalah Angela yang hilang sejak 2019.

"Saya sebagai kakak kandungnya, saya syok sampai saat ini. Tadinya ada kemungkinan itu bukan adik saya, tapi pihak Polda baru saja mengabarkan, kalau itu (korban) adalah adik saya," ungkap kakak korban, Turyono, Jumat.

Tertipu sandiwara Ecky

Turyono menjelaskan bahwa sejak 2019, Ecky dan Angela memang memiliki hubungan yang cukup dekat. Sampai akhirnya, Angela hilang kontak dan tidak diketahui keberadaannya pada Mei 2019.

Kala itu, pihak keluarga menduga ada keterlibatan Ecky dalam hilangnya Angela. Namun, kecurigaan itu menghilang ketika Ecky mengaku sedang mencari keberadaan Angela.

Turyono mengatakan, ketika ia bertemu dengan Ecky pada 2019 untuk mencari Angela, tuturnya sangat terlihat ramah dan sopan.

Berkaca dari pertemuan saat itu, Turyono pun tak menyangka bahwa Ecky adalah pelaku mutilasi adiknya.

"Dia (pelaku) halus banget (ketika bertemu dengan keluarga Angela). Dia semacam sandiwara, enggak sangka kalau dia bakal kayak begitu. Sopan, halus, berpendidikan, ternyata saya enggak sangka," tutur Turyono.

Baca juga: Ecky Pelaku Mutilasi Angela di Bekasi Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

Turyono menilai bahwa sosok Ecky sama sekali tak terlihat seperti pembunuh atau penjahat. Namun, hasil penyelidikan kepolisian justru menunjukkan fakta yang berbeda.

"Dia (pelaku) sangat profesional sekali. Caranya (berbicara) juga sangat halus sekali," kata Turyono.

Diduga dibunuh sejak November 2021

Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, Angela diduga sudah tewas dan dimutilasi Ecky sejak November 2021.

Sejak saat itu, jenazah Angela disimpan di dalam boks kontainer dan diletakkan di kamar mandi rumah kontrakannya.

"Pembunuhan diduga terjadi pada bulan November 2021. Jadi sudah sekitar satu tahun satu bulan," ujar Hengki

Selama itu pula, Ecky hidup dan tinggal bersama jenazah Angela yang dimutilasinya di rumah kontrakan yang disewanya di daerah Tambun, Bekasi.

"Selama kurun waktu kurang lebih satu tahun satu bulan, jenazah disimpan di TKP, kos-kosan tersangka," kata Hengki.

Baca juga: Keluarga Korban Mutilasi Curiga Ecky Telah Kuasai Apartemen Angela sejak 2019

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Resa Fiyardi Marasabessy mengatakan, Ecky menyembunyikan jenazah Angela dan tidak menguburkannya karena khawatir diketahui warga.

"Jadi dia itu kenapa menyembunyikan jasad korban di tempatnya karena takut ketahuan oleh warga," ujar Resa.

Selain itu, kata Resa, Ecky mengaku kebingungan mencari tempat untuk menguburkan jasad korban agar tidak diketahui oleh pihak lain.

Dijerat pasal pembunuhan berencana

Kini, Ecky telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Angela.

Menurut Resa, Ecky diduga kuat telah membunuh Angela dan memutilasi jenazahnya.

Aksi keji itu pun diduga telah direncanakan Ecky sebelumnya, sampai akhirnya dijalankan pada November 2021.

"Untuk Pasalnya 340, Pasal 338, dan Pasal 339 KUHP. Ancaman hukumannya 20 tahun penjara," kata dia.

Baca juga: Polisi: Ecky Simpan Jasad Angela dalam Boks di Kontrakan karena Takut Ketahuan Warga

Meski begitu, Resa belum menjelaskan apa motif Ecky membunuh Angela dan memutilasi jenazahnya. 

Dia hanya mengatakan bahwa sampai saat ini penyidik masih melakukan pendalam untuk mengetahui motif dari pembunuhan itu.

Penyidik pun menggandeng tim ahli bidang psikologi forensik untuk mengusut kasus mutilasi tersebut dan menganalisis setiap keterangan dari pelaku.

Awal mula Ecky tertangkap

Adapun Ecky ditangkap bersamaan dengan penemuan jenazah korban di kontrakan kawasan Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kamis (29/12/2022).

Ecky dikabarkan tak kembali ke rumah sejak Jumat (23/12/2022), setelah pamit untuk pergi ke bank.

"Langsung (di TKP) kami mengamankan tersangka. Ditemukan dua boks kontainer yang berisikan kantong plastik hitam yang didalamnya mayat berjenis perempuan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Jumat (30/12/2022).

Baca juga: Keluarga Korban Mutilasi Curiga Ecky Telah Kuasai Apartemen Angela sejak 2019

Zulpan mengatakan, pelaku ditangkap saat penyidik Unit 4 Subdit Resmob turun tangan membantu pencarian Ecky yang disebut hilang secara misterius.

Pelaku ditangkap saat penyidik Unit 4 Subdit Resmob turun tangan membantu pencarian Ecky yang disebut hilang secara misterius.

Penyidik lalu menelusuri kontrakan di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

"Kami menindaklanjuti laporan orang hilang dari Polsek Bantar Gebang selanjutnya Anggota Unit 4 Resmob Polda metro jaya melakukan lidik," kata Zulpan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com