Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelihaian Ecky Pemutilasi Bersandiwara: Mengaku Dokter dan "Single Father" untuk Dekati Banyak Perempuan

Kompas.com - 09/01/2023, 09:23 WIB
Tria Sutrisna,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - M Ecky Listiantho (34), pelaku mutilasi Angela Hindriati Wahyuningsih (54) ternyata dikenal sebagai sosok yang lihai bersandiwara.

Tidak heran jika Ecky dapat menutupi kematian korbannya selama kurun waktu lebih dari satu tahun, sejak November 2021.

Kelihaian Ecky dalam bersandiwara ternyata sudah terlihat sejak menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya, A (35) pada awal 2017 hingga akhir 2018 silam.

Baca juga: Mantan Pacar Ungkap Sosok Ecky Pemutilasi: Pria Manipulatif dengan Banyak Kebohongan

Kala itu, pelaku mutilasi di rumah kontrakan kawasan Tambun, Bekasi tersebut kerap mendekati sejumlah perempuan sambil mengaku sebagai "single father".

Bahkan kepada beberapa perempuan, Ecky mengaku berprofesi sebagai dokter dan tak jarang mengajak lawan bicaranya berdiskusi masalah kesehatan.

Diduga sudah tinggal dengan Angela sejak 2018

Kompas.com berkesempatan mewawancarai. A, mantan kekasih Ecky, pada Sabtu (7/1/2023).

A mengaku mengenal sosok Ecky sejak 2017 dan akhirnya berpacaran.

Ecky mulanya mengaku tinggal di sebuah indekos kawasan Jakarta Utara.

Namun, seiring berjalannya waktu Ecky kerap pulang dan tidur di Apartemen Taman Rasuna, Jakarta Selatan.

Baca juga: Ecky Si Pemutilasi di Mata Mantan Pacar: Lihai Bersandiwara untuk Memikat Wanita hingga Terlilit Banyak Utang

"Saya sendiri sering mengantar pelaku ke apartemen itu dan jemput lagi di apartemen itu. Sering banget," ujar A, kepada Kompas.com, Sabtu.

Kepada A, Ecky mengaku bahwa apartemen tersebut milik temannya yang bernama Fajar. Pelaku bersama Fajar hanya tinggal berdua di apartemen tersebut.

Bahkan, Ecky pernah bercerita kepada A bahwa anak perempuan Fajar meninggal di apartemen tersebut akibat bunuh diri.

"Dari Ecky langsung cerita soal anak temannya bunuh diri. Tetapi saat itu dia mengaku bahwa temannya itu adalah laki-laki bernama Fajar. Bukan Angela," kata A.

Baca juga: Mantan Kekasih Ungkap Ecky Si Pemutilasi Punya Kecenderungan Dekati Wanita Berusia Matang

Belakangan diketahui bahwa apartemen tersebut ternyata milik Angela yang tewas dibunuh Ecky dan jasadnya dimutilasi satu pekan sejak dibunuh.

A menjelaskan bahwa sebenarnya dia sudah mengetahui sosok Fajar hanyalah karangan, saat hendak mengakhiri hubungan asmaranya dengan Ecky pada akhir 2018.

Ketika itu, A menemukan percakapan Ecky dengan sejumlah perempuan di aplikasi pesan singkat.

Ia pun curiga bahwa apartemen itu dihuni bersama seorang perempuan.

"Fajar enggak ada, dia mengarang. Nah waktu saya tahu kalau di HP-nya banyak chatting atas nama perempuan. Saya dari situ mulai curiga kalau yang di Apartemen Taman Rasuna itu bukan Fajar, tapi perempuan," tutur A.

Baca juga: Kepada Pacarnya, Ecky Pernah Cerita soal Anak Angela yang Bunuh Diri

Mengaku single father dan punya anak

Dari temuan sejumlah percakap Ecky dengan sejumlah perempuan lain, A pun akhirnya mengetahui sejumlah kebohongan lain yang dilakukan oleh kekasihnya saat itu.

A bercerita bahwa Ecky kerap mengaku sebagai seorang duda kepada sejumlah perempuan dalam beberapa percakapan,

Ecky juga kedapatan memanfaatkan foto anak A saat menghubungi perempuan untuk meminjam uang.

"Bahkan dia mengaku ke beberapa orang kalau dia single father. Makanya dia sempat pakai foto anak saya ke beberapa perempuan lain. Padahal itu anak saya," ungkap A.

Baca juga: Sosok Ecky Pelaku Mutilasi: Pakai Foto Anak Pacarnya untuk Tipu Wanita

"Dia meminjam uang ke perempuan lain pakai nama anak saya," sambung dia.

Hal itu mengingatkan A saat pertama kali berkenalan dan berkomunikasi dengan Ecky pada 2017. Saat itu, Ecky juga mengaku sebagai single father.

Setelah semakin dekat, Ecky malah mengaku bahwa dia belum menikah.

Ecky beralasan bahwa kebohongan itu dilakukan agar bisa lebih dekat A yang merupakan seorang janda.

"Sama saya juga awalnya mengaku single father, saya tanya-tanya anaknya di mana. Lama-lama dia ngaku (belum menikah). Alasannya waktu mungkin karena status saya, jadi dia enggak enak," tutur A.

Baca juga: Apa Motif Ecky Mutilasi Angela dan Simpan Potongan Mayatnya Selama Setahun?

Mengak dokter dan kuasai istilah kedokteran

Kepada A, Ecky juga mengaku berprofesi sebagai seorang dokter yang sedang berkuliah S2 kedokteran untuk mengambil spesialis penyakit dalam.

A pun mempercayai hal itu karena Ecky kerap menggunakan istilah kedokteran jika diajak berdiskusi tentang kondisi kesehatan anak A yang sedang tidak baik.

Dalam beberapa pertemuan, Ecky bahkan pernah mengenakan jas berwarna putih layaknya seorang dokter.

"Kan awalnya saya tahunya dia dokter. Bahkan setiap kali anak saya kondisi kesehatannya enggak baik, saya menanyakan hal-hal berhubungan medis dia mampu menjawab," ujar A.

Baca juga: Psikolog Forensik: Hati-hati Menyebut Ecky Pemutilasi Angela sebagai Psikopat

"Bahkan dia sering menggunakan istilah-istilah kedokteran," imbuh dia.

Setelah ditelusuri, Ecky ternyata kuliah jurusan teknik pertambangan. Dia malah tidak lulus kuliah dan hanya berpura-pura bergelar Sarjana Teknik (.ST).

"Pelaku ini adalah mahasiswa pertambangan di Unisba Bandung, dan saya sudah konfirmasi ke wali dosennya kalau memang dia belum lulus," kata A.

A pun mengaku pernah menceritakan sejumlah kejanggalan itu kepada keluarga Ecky.

Baca juga: Khasiat Bubuk Kopi yang Dipakai Ecky Tutupi Bau Potongan Mayat Angela

Salah satunya terkait penggunaan foto anak A untuk meminjam uang kepada sejumlah perempuan lain.

Selain itu, A juga menceritakan bahwa terdapat sejumlah chat dari perempuan yang menagih utang kepada Ecky.

Namun, Ecky justru berkilah kepada keluarganya bahwa informasi yang disampaikan A tidak benar.

"Adiknya konfirmasi nih ke kakaknya. Si pelaku itu membalas chat adiknya dengan bilang gini. Hati-hati sama dia, jadi jangan terlalu ditanggapi lah soalnya dia aneh," ungkap A.

"Nah dari situ saya merasa kalau memang dia manipulatif. Padahal kan saya mau mengadukan dia, tapi kok seolah-olah saya yang jahat," sambung dia.

Baca juga: Ecky Pemutilasi Angela Lihai Bersandiwara: Mengaku Dokter dan Sering Pakai Istilah Kedokteran

Dugaan motif ekonomi

A pun curiga bahwa semua itu Ecky lakukan untuk memanfaatkan dan mendapatkan keuntungan dari perempuan-perempuan yang didekatinya.

Sebab, A menyebut bahwa Ecky juga kerap meminjam uang kepadanya dengan sejumlah alasan selama berpacaran. Akhirnya, uang yang dipinjam Ecky dari A mencapai Rp 20 juta.

Hal itu pun diduga juga dilakukan kepada sejumlah perempuan lain yang didekati Ecky.

"Saya buka HP-nya banyak chatting dari perempuan itu akhir 2018. Beberapa saya konfirmasi ada urusan apa sama Ecky. Mereka urusannya menagih uang semua rata-rata. Nominalnya Rp 1 juta, Rp 2 juta, banyak lah," tutur A.

Baca juga: Mantan Pacar Sebut Ecky Pemutilasi Angela sebagai Sosok Tenang dan Tak Emosional

Bersamaan dengan itu, A menyebut bahwa dirinya pernah menemukan secarik kertas dari tas Ecky yang berisi daftar nama perempuan, lengkap dengan usia dan nomor telepon.

"Dia memang punya (daftar nama), saya pernah foto kertas notes daftar nama dan nomor telepon perempuan. Sama dia ditulis dengan umur-umurnya juga," kata A.

A pun curiga bahwa Ecky memang mengincar perempuan yang berusia lebih tua dan memiliki pekerjaan untuk dimanfaatkan uang dan fasilitasnya.

"Dari situ saya juga curiga kalau memang targetnya pelaku adalah perempuan rata rata di atas 30 tahun. Karena perempuan di atas 30 rata-rata kan sudah memiliki pekerjaan dan menghasilkan," pungkasnya.

Baca juga: Mantan Pacar: Ecky Kerap Mengaku Single Father untuk Dekati Perempuan dan Meminjam Uang

Ecky ditangkap di tempat penemuan jasad Angela

Sebagai informasi, Polda Metro Jaya menangkap M Ecky Listiantho pada Jumat (30/12/2022) lalu.

Ecky ditangkap karena memutilasi tubuh seorang wanita yang dikabarkan hilang sejak tahun 2019, Angela Hindriati Wahyuningsih (54).

Tubuh Angela dimutilasi dan diletakkan di dua boks kontainer di dalam kamar mandi sebuah kontrakan di Tambun, Kabupaten Bekasi.

Meski tubuh korban sudah hancur setelah disimpan selama lebih dari 1 tahun, tetapi polisi tetap bisa mengidentifikasi tubuh Angela.

Baca juga: Mantan Pacar Ungkap Ecky dan Angela Sudah Tinggal Bersama di Apartemen Sejak 2018

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, identifikasi itu berdasarkan hasil pemeriksaan DNA oleh tim kedokteran RS Polri dan laboratorium forensik Polri.

"Hasil kolaborasi antara kedokteran forensik RS Bhayangkara Sukanto dan Laboratorium forensik Polri mengindikasikan bahwa korban adalah terkonfirmasi atas nama Angela Hindriati, 54 tahun," ujar Hengki, Jumat.

Menurut Hengki, identitas korban diketahui setelah penyidik mencocokkan DNA jasad yang termutilasi dengan jenazah anak dari Angela, Anna Laksita Leialoha.

Ekshumasi atau pembongkaran makam Anna di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, telah berlangsung pada Kamis (5/1/2023).

Baca juga: 14 Fakta Kasus Mutilasi Angela, Tega Dibunuh karena Ecky Tak Ingin Menikahinya

Hasil pemeriksaan forensik itu juga mengungkapkan bahwa Angela diduga sudah tewas sejak November 2021 atau lebih dari satu tahun sebelum ditemukan.

Angela telah dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak 24 Juni 2019. Sejak saat itu, keluarga mencari keberadaan Angela, tetapi ia tidak kunjung ditemukan.

Hingga akhirnya polisi menemukan jasad di tengah pencarian Ecky yang dilaporkan istrinya menghilang usai pamit ke bank. Ecky yang ditemukan di tempat penemuan jasad Angela pun langsung diringkus polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com