Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mural di Tembok Stasiun Jatinegara, Kusam tetapi Dicintai karena Informatif

Kompas.com - 18/01/2023, 06:46 WIB
Nabilla Ramadhian,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

"Menurut saya alangkah baiknya pemerintah bikin jadwal rutin untuk pembersihan. Sayang aja tembok informatif begini dibiarin kotor, informasinya nanti ketutup dong," kata Neni.

"Bisa dibersihin dua minggu sekali, kayak digosok aja yang kotor atau dicat ulang biar warnanya enggak pudar," sambungnya.

Baca juga: Mural di Stasiun Jatinegara Kusam, PPSU: Pembersihan Tunggu Perintah Atasan

Gia pun mengatakan hal yang sama. Beberapa mural yang tampilannya kotor dirasa sangat mengganggu.

Ia mengungkapkan, ada beberapa mural yang dicoret-coret, dan memiliki cat yang terkelupas.

"Buat yang cat tembok putih, sudah kotor itu gambarnya. Kalau menurut saya saja nih, kayaknya harus rutin dibersihin kalau dicat ulang belum bisa," ujar Gia.

"Sayang banget sudah capek-capek nyari informasi, nge-gambar, tapi hasil akhirnya kotor. Informasinya jadi kurang enak dilihat," imbuh dia

 

Perlu dihadirkan di stasiun lain

Terkait kehadiran mural informatif di stasiun lain, Yusuf menyetujui hal tersebut.

Menurut Yusuf, informasi kebudayaan di Ibu Kota tidak perlu harus melalui program televisi maupun internet.

Sebab, penyebaran informasi melalui mural seperti yang terpampang di tembok area luar Stasiun Jatinegara pun bisa dilakukan.

Namun, ia mengimbau agar mural lebih rajin dibersihkan supaya tetap bersih bila dihadirkan di stasiun lainnya.

"Sesederhana gambar di tembok juga bisa jadi medium yang baik. Rajin dibersihin aja biar enggak kotor kayak yang di Stasiun Jatinegara," ujar Yusuf.

Neni menuturkan hal yang serupa. Menurut dia, warga Ibu Kota tidak hanya tinggal di sekitar Stasiun Jatinegara.

Demikian juga dengan stasiun kereta api di Jakarta, bukan hanya Stasiun Jatinegara saja.

"Mungkin enggak perlu ngecat tembok sepanjang ini karena enggak semua stasiun punya. Tapi bisa kasih satu tembok besar, atau sesuaikan aja sama tembok yang ada," jelas Neni.

Baca juga: Mural di Tembok Stasiun Jatinegara, PPSU: Supaya Kawasan Tidak Seram

Ia melanjutkan, alih-alih membiarkan dinding kosong dan tampilannya membosankan, sebaiknya mereka dibuat menarik dan informatif melalui mural seperti di Stasiun Jatinegara.

Untuk Gia sendiri, ia setuju bahwa mural perlu dihadirkan di stasiun lain, tetapi harus rutin dibersihkan.

"Buat apa bikin banyak mural di setiap stasiun kalau ujung-ujungnya kotor?" ucap dia.

Menurut Gia, mural yang bersih dapat membuat stasiun tampak lebih bagus.

Masyarakat yang melihatnya pun dapat menjadi penasaran akan informasi yang ditampilkan.

"Habis penasaran kan pasti foto, pulangnya bisa ke stasiun yang sekarang bangunannya pada bagus-bagus, terus naik kereta. Bisa narik minat masyarakat naik kereta," pungkas Gia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com