"Menurut saya alangkah baiknya pemerintah bikin jadwal rutin untuk pembersihan. Sayang aja tembok informatif begini dibiarin kotor, informasinya nanti ketutup dong," kata Neni.
"Bisa dibersihin dua minggu sekali, kayak digosok aja yang kotor atau dicat ulang biar warnanya enggak pudar," sambungnya.
Baca juga: Mural di Stasiun Jatinegara Kusam, PPSU: Pembersihan Tunggu Perintah Atasan
Gia pun mengatakan hal yang sama. Beberapa mural yang tampilannya kotor dirasa sangat mengganggu.
Ia mengungkapkan, ada beberapa mural yang dicoret-coret, dan memiliki cat yang terkelupas.
"Buat yang cat tembok putih, sudah kotor itu gambarnya. Kalau menurut saya saja nih, kayaknya harus rutin dibersihin kalau dicat ulang belum bisa," ujar Gia.
"Sayang banget sudah capek-capek nyari informasi, nge-gambar, tapi hasil akhirnya kotor. Informasinya jadi kurang enak dilihat," imbuh dia
Terkait kehadiran mural informatif di stasiun lain, Yusuf menyetujui hal tersebut.
Menurut Yusuf, informasi kebudayaan di Ibu Kota tidak perlu harus melalui program televisi maupun internet.
Sebab, penyebaran informasi melalui mural seperti yang terpampang di tembok area luar Stasiun Jatinegara pun bisa dilakukan.
Namun, ia mengimbau agar mural lebih rajin dibersihkan supaya tetap bersih bila dihadirkan di stasiun lainnya.
"Sesederhana gambar di tembok juga bisa jadi medium yang baik. Rajin dibersihin aja biar enggak kotor kayak yang di Stasiun Jatinegara," ujar Yusuf.
Neni menuturkan hal yang serupa. Menurut dia, warga Ibu Kota tidak hanya tinggal di sekitar Stasiun Jatinegara.
Demikian juga dengan stasiun kereta api di Jakarta, bukan hanya Stasiun Jatinegara saja.
"Mungkin enggak perlu ngecat tembok sepanjang ini karena enggak semua stasiun punya. Tapi bisa kasih satu tembok besar, atau sesuaikan aja sama tembok yang ada," jelas Neni.
Baca juga: Mural di Tembok Stasiun Jatinegara, PPSU: Supaya Kawasan Tidak Seram
Ia melanjutkan, alih-alih membiarkan dinding kosong dan tampilannya membosankan, sebaiknya mereka dibuat menarik dan informatif melalui mural seperti di Stasiun Jatinegara.
Untuk Gia sendiri, ia setuju bahwa mural perlu dihadirkan di stasiun lain, tetapi harus rutin dibersihkan.
"Buat apa bikin banyak mural di setiap stasiun kalau ujung-ujungnya kotor?" ucap dia.
Menurut Gia, mural yang bersih dapat membuat stasiun tampak lebih bagus.
Masyarakat yang melihatnya pun dapat menjadi penasaran akan informasi yang ditampilkan.
"Habis penasaran kan pasti foto, pulangnya bisa ke stasiun yang sekarang bangunannya pada bagus-bagus, terus naik kereta. Bisa narik minat masyarakat naik kereta," pungkas Gia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.