Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Buktikan Bisa Perkaya Orang, Wowon-Duloh Jadi Pembunuh Berantai

Kompas.com - 20/01/2023, 08:10 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kematian tiga orang anggota keluarga di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, telah terungkap sebagai kasus pembunuhan dengan salah satu pelakunya bernama Wowon Erawan.

Rupanya selain ketiga korban tewas di Bekasi, terdapat juga enam korban tewas lain yang ditemukan di sejumlah lokasi berbeda, yang dilakukan oleh pelaku yang sama.

Kesembilan orang itu "dihilangkan" karena mengetahui praktik penipuan dengan bumbu supranatural, yang dijalankan tiga pelaku yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, serta Muhammad Dede Solehudin.

Kedok penipuan

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran mengatakan, ketiga tersangka menjalankan praktik penipuan dengan bumbu supranatural kepada korban yang mau dijanjikan kesuksesan dan kekayaan.

”Awalnya penipuan, dikasih janji dan motivasi kesuksesan hidup. Setelah korban serahkan harta benda mereka, lalu dihilangkan (nyawanya). Ini termasuk saksi-saksi yang mengetahui,” kata Fadil, Kamis (19/1/2023).

Dalam menjalankan aksinya, Wowon dan Duloh yang merupakan partner in crime, membuat cerita bahwa diri mereka dianugerahi sebuah kemampuan supranatural untuk meningkatkan kekayaan seseorang.

Baca juga: Sadisnya Wowon Erawan, Racuni Istri dan Anak di Bantargebang Bekasi untuk Tutupi Pembunuhan Berantai

Keduanya kemudian mengelabui para korban dengan meminta uang dan harta benda mereka untuk kemudian dilipatgandakan.

”Setelah dapat korban, ambil uang korban, ketika enggak sukses dan protes, Aki lapor ke Duloh. Duloh yang mengeksekusi dengan kasih minum racun. Orang yang tahu juga akan dikasih racun,” katanya.

Incar para TKW

Peran tersangka Dede, dijelaskan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Hariyadi, adalah mengumpulkan dana korban dari kalangan tenaga kerja wanita (TKW).

”Dede mengumpulkan dana dari TKW di luar negeri. Mereka dijanjikan ketika sampai ke Indonesia ada rumah bagus dan sebagainya," ujar Hengki.

"Kemudian, hasil pengakuan tersangka, mereka sudah bunuh enam orang di luar TKP di Bekasi,” lanjut Hengki.

Sejauh ini, di Cianjur, polisi sudah membongkar tiga tempat korban lain disemayamkan.

Baca juga: Cari Korban Lain Pembunuh Berantai di Bantargebang, Polisi: Saksi Sebut Masih Ada Kerabatnya yang Hilang

Ketiganya dikuburkan di tempat tidak layak, ada yang di samping kamar mandi, bahkan dikubur dengan coran di dalam rumah tersangka.

Keluarga pelaku jadi korban

Enam orang yang dibunuh di luar Bekasi, di antaranya, empat korban di Cianjur. Salah satunya adalah bocah berusia dua tahun bernama Bayu yang dikubur di samping rumah Duloh.

Lalu, ada dua lubang tempat Noneng dan Wiwin yang sudah menjadi kerangka dikubur pada 2020. Ada juga lubang lain yang berisi kerangka tulang perempuan atas nama Farida.

Berdasarkan pengakuan tersangka, masih ada satu korban lagi yang dikubur di Cianjur yang hingga kini masih dicari polisi.

Satu korban terakhir berada di Garut, Jawa Barat, yang dikuburkan secara layak setelah ditemukan warga mati di laut.

Baca juga: Pembunuh Berantai Keluarga di Bekasi Total Sudah Membunuh 9 Orang

Hengki mengatakan, sebagian besar korban merupakan keluarga tersangka, ada mertua, anak, dan istri. Lalu, ada dua korban TKW yang kirim uang ke tersangka.

"Ini terus kami adakan penyelidikan berkesinambungan. Tim masih di Cianjur untuk melihat apa motif sebenarnya. Mengapa harus ada anak dua tahun dibunuh, ada yang umur lima tahun diracun?” ujar Hengki.

Bermula dari kasus keracunan

Terungkapnya pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Erawan cs bermula dari warga yang menemukan lima orang dalam satu keluarga terkapar akibat keracunan di sebuah kontrakan di Ciketing Udik.

Tiga orang yakni Ai Maimunah (40) beserta dua anaknya, Ridwan Abdul Muiz (23) dan Muhammad Riswandi (17), meninggal dunia.

Sementara dua lainnya yakni, NR (5) dan Muhammad Dede Solehudin (34) selamat meski ikut keracunan.

NR adalah anak Ai Maimunah dan suami keduanya, Wowon Erawan alias Aki. Sementara Muhammad Dede Solehudin merupakan adik dari Wowon.

Baca juga: Kapolda Metro Tegaskan Satu Keluarga di Bantargebang Diracun, Bukan Keracunan

Kelima orang tersebut berasal dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

”Ada fakta baru bahwa narasi yang dikembangkan mati keracunan tidak benar, tetapi itu pembunuhan,” kata Fadil.

Ditemukan pestisida

Dugaan pembunuhan menguat karena ditemukannya sisa bungkus pestisida di sisa pembakaran sampah di belakang rumah.

Kandungan bahan beracun yang sama juga muncul di cairan kopi, muntahan, dan feses yang tercecer di dalam rumah tempat para korban terkapar.

Selain itu, pada jasad korban meninggal juga ditemukan luka di wajah, seperti bekas cekikan.

Fadil mengungkapkan, hasil investigasi telah menetapkan tiga orang tersangka pelaku pembunuhan yakni Wowon Erawan , Solihin alias Duloh, serta Dede Solehudin yang juga ikut keracunan.

Baca juga: Seluruh Biaya Rehabilitasi Anak Korban Keracunan di Bantargebang Ditanggung Negara

"Ketiganya orang dekat para korban tewas. Bahkan, salah satu pelaku (Wowon) adalah suami salah satu korban tewas sekaligus ayah sambung dari dua korban tewas,” ujar Fadil.

Ketiga tersangka sementara ini dikenakan Pasal 340 Kitab Undang- undang Hukum Pidana tentang Pembunuhan Berencana.

Wowon dan Duloh ditangkap di Cianjur dan telah diamankan. Adapun Dede yang masih dirawat di RS Polri Kramatjati, ditetapkan sebagai pelaku langsung dalam kasus pembunuhan di Bekasi.

(Penulis: Tria Sutrisna, Joy Andre | Editor: Ihsanuddin, Irfan Maullana, Jessi Carina) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com