Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tangerang Klaim Sumbang Penurunan Penduduk Miskin Ekstrem Tertinggi di Banten

Kompas.com - 20/01/2023, 17:20 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kota Tangerang disebut menyumbang penurunan penduduk miskin ektrem terbanyak di Provinsi Banten.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, penduduk miskin ekstrem Provinsi Banten 2022 mendapai 1,18 persen, turun 0,32 persen dari tahun 2021.

Statistisi Ahli Madya, BPS Provinsi Banten, Awang Pramila mengatakan dari delapan kota/kabupetan di Provinsi Banten, penurunan penduduk miskin ekstrem tertinggi ada di Kota Tangerang.

Baca juga: Minta Warga Jaga Tanggul Pantai Kalibaru, Heru Budi: Jika Rusak, Tak Mungkin Dibangun Kembali

Angka penurunan penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang yakni sebesar 0,86 persen dari 1,61 persen pada 2021 menjadi 0,75 persen di tahun 2022.

“BPS mencatat penurunan penduduk miskin ekstrem Kota Tangerang cukup tinggi dibanding kota/kabupaten lainnya di Provinsi Banten,” ujar Awang dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/1/2023).

Awang menjelaskan, angka penurunan penduduk miskin ekstrem ini didapatkan melalui survei sosial ekonomi nasional (Susenas).

Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang relatif sangat luas atau dikenal sebagai survei tergolong besar.

“Sehingga bisa dipastikan angka ini tergolong akurat dengan situasi yang ada di wilayah tersebut,” jelas dia.

Baca juga: Pelajaran Dari Peristiwa Tragis Pembunuhan Berantai: Jangan Terhasut Janji Kekayaan Instan

Untuk itu, Awang meminta agar Pemkot Tangerang tetap melanjutkan beberapa program penurunan penduduk miskin di wilayahnya.

Sebab, menurut dia, jika program tersebut lebih konsisten diperkuat dengan program baru lainnya, maka angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang pada tahun depan bisa saja hilang.

Ia menyarankan untuk ke depannya Pemkot Tangerang bisa memberikan bantuan tidak hanya sekadar memberi, tetapi mengevaluasi berbagai indikator lainnya.

“Namun sebagai evaluasi program yang disalurkan jangan sekadar bantuan semata, mungkin bisa diperkuat bagaimana memperdayakan mereka, karena bisa saja, mereka memiliki fisik yang lemah dan tidak memiliki kemampuan,” kata Awang.

Baca juga: Pembunuh Berantai Memaksa Sewa Kontrakan di Bekasi, Bilang Cuma Sebulan Tinggal di Sana

“Pastinya, sisa penduduk miskin ekstrem ini penanganannya akan lebih keras lagi, harus dengan program yang lebih luas lagi dan menyentuh akar permasalahan dari penduduk miskin ekstrem tersebut,” tambah dia.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang Decky Priambodo menyatakan intervensi yang dilakukan pemerintah setempat dalam menurunkan angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang ini cukup banyak.

Selama ini, Pemkot Tangerang fokus terhadap berbagai sektor baik dari sektor sosial, pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan.

Program yang dijalankan yakni bantuan permakanan, stabilisasi harga pangan dengan program pasar murah dan bazar, bantuan uang sekolah, virtual job fair, serta menambah fasilitas di puskesmas dan rumah sakit di Kota Tangerang.

“Untuk memperkuat capaian ini, dan terus menurunkan angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang, paling penting adalah memaksimalkan data yang valid. By name by address, sehingga program yang dilahirkan intervensinya akan langsung ke titik sasaran,” kata Decky. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com