"Di Tanjung Priok keberhasilannya 14 persen, Cilincing kalau di persentase 17 persen. Pademangan keberhasilan lulusnya 10 persen dan seterusnya termasuk di Kelapa Gading 22 persen," jelas Heru.
Adapun, menurut dia, indikator lulus stunting yakni berat badan dan tinggi badan anak naik, serta lingkar kepala yang sesuai standar WHO.
Sinkronkan Data
Kini, Pemprov DKI tengah menyinkronkan data anak stunting dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Guna menyinkronkan data itu, pada Rabu (1/2/2023) kemarin Heru telah menggelar rapat dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
"Kami sudah sepakat, nomor satu rapikan datanya. Jadi datanya by name by address itu mesti sama data Kemenkes, data Gubernur (DKI), data BKKBN," tutur Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: Pemprov DKI Tunggu Sinkronisasi Data Anak Stunting dari Pusat, Heru Budi: Setelah Itu Saya Turun
Ia memperkirakan proses sinkronisasi data akan rampung sepekan kedepan.
Usai data itu terkumpul, Heru berjanji akan menangani stunting satu per satu berdasarkan nama dan alamat.
"Kalau nanti data sudah benar, bersepakat semuanya, saya kemarin menyampaikan silakan BKKBN, BPS, Menkes menentukan jumlah stunting berapa by name by address, saya turun (menangani)," papar Heru.
Selain itu, Kemenkes juga akan menyinkronkan program penanganan kasus stunting di Ibu Kota dengan Pemprov DKI.
Kata Menkes, salah satu program penanganan stunting yang akan diterapkan di Ibu Kota akan berfokus kepada ibu hamil.
Baca juga: Menkes Ajak Heru Budi Turunkan Angka Stunting di Ibu Kota Jadi 5 Persen
Sebab, menurut Budi, seorang anak rentan terkena stunting sejak dalam kandungan jika ibu hamil itu kurang mengonsumsi makanan bergizi.
Sementara itu, penanganan stunting juga akan menyasar kepada bayi berusia 6-24 bulan.
"Di situ, dia (bayi usia 6-24 bulan) butuh makanan tambahan di luar ASI. Itu kebutuhannya spesifik, harus ada protein hewani bisa telur, ikan, susu, daging ayam atau daging sapi," terang Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.