Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprotes Tetangga karena Bawa Hewan Sakit, Pemilik Pejaten Shelter: Sudah Bermasalah 10 Tahun

Kompas.com - 09/02/2023, 21:30 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri dari Pejaten Shelter, dr Susana Somali menyebutkan protes yang dilayangkan tetangganya terkait penggunaan rumah pribadi sebagai tempat penampungan anjing yang sakit sudah terjadi selama kurang lebih 10 tahun.

Selama itu, tetangganya mempermasalahkan bau dan suara yang ditimbulkan oleh para hewan yang dibawa ke rumahnya di kawasan Pekayon, Jakarta Selatan.

"Itu perkaranya sudah 10 tahun. Maksud saya gini, lho, kalau terganggu, bisa pelan-pelan dibicarakan. Tapi, dia ini arogan sekali," jelas Susana kepada Kompas.com, Kamis (9/2/2023).

Baca juga: Rawat Anjing hingga Kucing yang Sakit di Rumahnya, Pemilik Pejaten Shelter Diprotes Tetangga

Susana menduga protes yang dilakukan tetangganya hanya sekadar sentimen belaka.

Sebab, hewan yang diprotes terkait terganggunya lingkungan rumah hanya anjing. Sementara untuk kucing, tidak dipermasalahkan.

"Anjing saja (yang dipermasalahkan). Kucingnya enggak masalah. Berarti kan aneh," ujar Susana.

Meski protes itu telah berlangsung sejak lama, tetapi Susana menyebut bahwa aparat berpihak kepadanya.

Baca juga: Pendiri Komunitas Animals Hope Shelter Dilaporkan ke Polda Metro Jaya Terkait Pencemaran Nama Baik

Hanya petugas Satpol PP yang dianggap berpihak kepada tetangganya tersebut.

"TNI, polisi, dan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) ada di pihak kami. Cuma dia pakai oknum Satpol PP," tutur Susana.

Ia pun khawatir dengan adanya protes lanjutan yang terjadi. Terlebih, ia memang fokus untuk menangani anjing dan kucing yang sakit.

"(Protesnya) sudah enggak, cuma yang sakit jadi harus tetap dibawa ke Pejaten, terus jadi banyak yang mati akhirnya," jelas Susana.

Susan beralasan, kondisi Pejaten Shelter, tempat penampungan anjing liar dan telantar miliknya, terlalu dingin untuk hewan yang sakit.

Baca juga: 12 Pohon Tumbang di Jaksel akibat Hujan Angin, Terbanyak di Jakarta

Hal itu yang menjadi alasan Susana membawa hewan-hewan itu ke rumahnya.

"Saya bawa pulang (anjing-anjing yang sakit) karena terlalu dingin. Kalau anjing sakit, perlu saya bawa pulang karena saya perlu jaga dan diurus lagi," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com