Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hery Wibowo
Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Padjadjaran

Pengamat Sosial, praktisi pendidikan dan pelatihan

Pembangunan Sosial dan Kesehatan Mental Penumpang Stasiun Manggarai

Kompas.com - 12/02/2023, 07:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Maka pekerjaan kita (dalam konteks pembangunan sosial) bukan hanya menyediakan moda transportasi yang menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lain, namun menyediakan kenyamanan yang membangun produktivitas kerja, serta interaksi sosial yang menghadirkan kenyamanan sosiologis.

Kesehatan mental

Kesehatan mental adalah satu terminologi yang memiliki multi definisi. The Surgeon General’s (2000) dalam (Kumara, 2012) memberikan batasan kesehatan mental sebagai berikut: ”mental health as the successful performance of mental functioning resulting in productive activities, fulfilling relationships with other people and the ability to adapt to change and cope with diversity”.

Maka ini adalah situasi di mana kondisi mental berfungsi dengan baik, mampu melakukan produktivitas dengan baik, membangun relasi sosial yang harmonis dan sebagainya.

Salah satu pengertian dari kesehatan mental (Zakiah Daradjat, dalam (Mulyadi, 2017)) adalah terhindarnya orang dari gelaja-gejala gangguan jiwa (neurose) dan gejala penyakit jiwa (psychose).

Jadi ini adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.

Jelas, tentu tidak mudah menyelaraskan pembangunan fisik, dengan pembangunan sosial yang pada gilirannya memengaruhi kondisi kesehatan mental individu.

Namun demikian, diperlukan perhatian rutin terkait kondisi kesehatan mental warga negara. Apakah dalam kondisi normal, ataupun justru dalam kondisi yang mengarah pada gangguan jiwa (neurose) atau penyakit jiwa (psychose).

Ragam situasi dan dinamika kehidupan keseharian warga negara perlu selalu diperiksa, apakah tetap pada koridor yang menuju pada mental yang sehat ataupun malah sebaliknya.

Ragam unggahan di media sosial, baik yang bernada bercanda (meme) sampai bernuansa curhat (stress release) terkait kepadatan luar biasa di Stasiun Manggarai tentu jangan didiamkan begitu saja.

Ini harus dianggap sebagai sinyal peringatan awal (early warning) untuk segera dilakukan penyempurnaan layanan. Jangan menunggu sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama.

Kondisi psikologis pekerja kantoran secara umum tidak ingin terlambat dan memulai bekerja dengan perasaan positif, vibes yang antusias dan terhindar dari berbagai rasa takut dan cemas.

Namun demikian, dalam perjalanan ke kantor, ternyata mereka harus ’menyesuaikan’ dan beradaptasi dengan rute perjalanan (baru), berjuang berdesakan dalam lautan manusia menuju moda yang mengatar ke tujuan, serta (memastikan diri) tidak terlambat memasuki moda selanjutnya.

Kecemasan yang berlebih (anxiety) akan tertinggal moda, ketakutan mendapatkan surat peringatan jika terlambat, tentu dapat memengaruhi ’mood’ bekerja, serta keyakinan diri akan kemampuan dalam menangani tantangan pekerjaan sehari-hari (self eficacy).

Apalagi jika rute-rute favorit begitu cepat padat, sehingga harus menunggu (kembali) bermenit-menit untuk giliran transportasi selanjutnya.

Tidak ada kata terlambat

Tentu tidak ada kata terlambat. Pembangunan adalah proses yang panjang. Masih terbuka banyak peluang untuk perbaikan dan penyempurnaan.

Terbuka kesempatan untuk menjadi stasiun terpadu sebagai tempat yang produktif (connecting hub & co working space).

Masih terbuka kesempatan untuk menjadi stasiun terpadu Manggarai sebagai lokasi relaksasi hati (healing venue).

Masih terbuka peluang untuk membangun humanisasi terminal dan stasiun, sehingga seluruh penumpang dalam perjalanan berangkat ataupun pulang dapat memanfaatkan momentum perjalanan sebagai ’charger’ menuju tempat kerja ataupun menuju ke rumah.

Bukan hanya itu, dengan penataan yang semakin baik, aktivitas berangkat dan pulang kerja dapat menjadi stimulus baik dalam meningkatkan kualitas kesehatan mental warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com