JAKARTA, KOMPAS.com - Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP Ahmad Fanani mengungkapkan, tawuran yang menewaskan satu orang di Ciracas, Jakarta Timur, berawal dari saling ejek.
"Awal mulanya (karena) ejek-ejekan di media sosial, diajak tawuran, dan terjadi tawuran," ungkap dia di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (13/2/2023).
Adapun dua kelompok yang terlibat tawuran yakni Trops dan Chober. Korban yang tewas dibacok berinisial RH (21), berasal dari kelompok Trops.
Sementara itu, pelaku berinisial AR alias KA (21), berasal dari kelompok Chober.
Baca juga: Seorang Pria Tewas dalam Tawuran Antar-kelompok di Ciracas
Kelompok Chober menantang kelompok Trops pada Minggu (12/2/2023) pukul 01.00 WIB melalui media sosial Instagram.
Setibanya di lokasi sekitar pukul 03.00 WIB, dua kelompok itu mulai saling serang.
RH membawa senjata tajam berupa celurit. RH sempat terdesak mundur sebelum kembali menyerang kelompok KA.
Baca juga: Sopir Fortuner Perusak Mobil Taksi Online Belum Jadi Tersangka, Polisi Masih Kumpulkan Bukti
Pada saat itulah RH terkena luka bacok di perut. RH langsung jatuh ke tanah dan dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati.
"Korban berinisial RH meninggal dunia (dengan) luka sobek di perut," kata Fanani.
Pelaku kemudian ditangkap setelah Polres Jakarta Timur bersama Polsek Ciracas menyisir tempat kejadian perkara (TKP).
Awalnya, imbuh Fanani, polisi mengamankan tujuh orang yang terlibat tawuran tersebut.
Setelah polisi memeriksa lebih lanjut, pelaku pembacokan akhirnya terungkap dan ditangkap.
"Alhamdulillah pelaku kami tangkap dan barang bukti sudah kami temukan karena waktu itu barang bukti dibuang sama tersangka," terang Fanani.
Barang bukti yang diamankan berupa sebilah celurit dan pakaian berlumuran darah.
Saat ini, KA sudah langsung ditahan oleh pihak kepolisian. KA dikenai Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman delapan tahun.
Adapun yang menampilkan aksi tawuran antar-pemuda tersebut beredar di media sosial.
Dalam video amatir itu, tampak beberapa orang saling mengejar dan membawa sejumlah barang termasuk celurit.
Mereka juga tampak saling meneriakkan ujaran provokasi satu sama lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.