"Kalau hanya disiplin sampah pada gerakan satu hari aja, hari-hari lainnya bisa buang sampah sembarangan, sampah bisa berserakan dan menumpuk," tutur dia.
Untuk Satria sendiri, adanya HPSN memang bagus untuk mengingat masyarakat bahwa disiplin dalam mengelola dan membuang sampah itu penting.
Akan tetapi, sebaiknya pengelolaan dan pembuangan sampah yang tepat juga diterapkan pada hari-hari selain momen HPSN.
"Kalau bisa, buang sampahnya ya selalu ke tempatnya. Ini juga kan biar saluran air enggak mampet, yang bisa berujung banjir," tutur Satria.
Kendar tidak menampik, beberapa orang masih sulit untuk menerapkan disiplin membuang sampah.
Menurut dia, hal sesederhana membuang sampah pada tempatnya saja terkadang masih luput dilakukan.
"Kesadaran akan sampah memang lebih bagus untuk dididik sejak dini. Kalau kita sudah terbiasa disiplin sejak dini, di lingkungan pasti tidak akan ada sampah yang berserakan," terang Kendar.
Selain itu, membuang sampah pada tempatnya juga membantu memengaruhi intensitas banjir.
Apabila saluran air bebas dari sampah yang dibuang sembarangan, air dapat mengalir tanpa gangguan.
Baca juga: Pemprov DKI Mulai Kaji Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Kalaupun volume hujan sangat tinggi dan menyebabkan banjir, masyarakat hanya akan melihat air saja tanpa sampah mengambang.
"Kalau pun banjir, di jalanan hanya akan ada air dan tidak ada sampah yang ikut hanyut," ucap dia.
Generasi muda juga berperan dalam menjaga lingkungan melalui disiplin membuang sampah.
"Kalau ada niat untuk membuang sampah pada tempatnya, akan ada disiplin tingkat tinggi untuk enggak buang sampah sembarangan," kata Kendar.
Satria mengatakan bahwa saat ini generasi yang lebih muda sudah mulai sadar akan kebersihan lingkungan.
Di lingkungannya sendiri, anak-anak muda tertib dalam membuang sampah pada tempatnya.