Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Preman Keroyok Warga di Cengkareng, Tubuh Korban Ditusuk Pisau

Kompas.com - 22/02/2023, 20:28 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok preman mengeroyok warga bernama Amaludin alias Acong di Jalan Gang Pelawi, Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat pada Sabtu (18/2/2023) malam.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes (Pol) Pasma Royce mengatakan, korban yang tengah melakukan ronda malam di sekitar kawasan tersebut ditusuk pisau oleh para pelaku.

Setidaknya, kata Pasma, ada 10 orang preman yang mengeroyok Amaludin hingga mengalami luka di tubuhnya.

Akibat kejadian ini, korban langsung dilarikan ke rumah sakit.

"Di rumah sakit kami melihat korban terbaring dengan sejumlah luka tusukan di lengan kanan. Bahkan saat itu pisau yang masih tertancap, memar di bagian muka dan gigi depan patah," ujar Pasma dalam keterangannya, Rabu (22/2/2023).

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Ring Road Cengkareng, Satu Korban Meninggal Dunia

Pasma menjelaskan, bahwa adik korban mulanya melapor ke Polsek Cengkareng mengenai pengeroyokan yang dialami kakaknya oleh beberapa preman.

Polisi kemudian menelusuri tempat kejadian perkara (TKP), dan melakukan sejumlah penyelidikan.

"Kami tangkap (pelaku) sehari setelah kejadian. Dilakukan pengembangan hingga tadi malam, dan para pelaku sudah lengkap yakni berjumlah 10 orang," papar Pasma.

Menurut Pasma, pelaku utama dalam kasus pengeroyokan berinisial RP.

Saat itu pihaknya mendapat informasi bahwa pelaku bersembunyi di kos-kosan di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

 

Penyidik lalu mendatangi kos-kosan yang ditempati RP, dan meringkusnya dengan sejumlah barang bukti.

Baca juga: Kerap Memalak Sopir Truk di Kawasan Cengkareng, Dua Pria Diringkus Polisi

Berdasarkan pengakuan dari pelaku motif dia dan rekannya menyerang korban karena dalam kondisi mabuk. Pelaku mengaku, merasa mendapat ancaman dari seorang pria.

"Untuk motif pengeroyokan kami masih dalami, yang jelas permasalahan ini sudah kita tangani sesuai dengan arahan bapak Kapolda Metro Jaya yang mengatakan tidak boleh ada premanisme di Jakarta," pungkas Pasma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com