Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Antre Saat Masuk dan Keluar Halte Transjakarta, Warga: Terganggu kalau Lagi Buru-buru

Kompas.com - 23/02/2023, 14:26 WIB
Xena Olivia,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian halte Transjakarta yang ukurannya relatif kecil dan hanya memiliki satu mesin tap in/tap out rawan mengalami penumpukan penumpang.

Berdasarkan pemantauan Kompas.com di Halte Slipi Kemanggisan pada Kamis (23/2/2023), pukul 08.30 WIB, terjadi kepadatan penumpang di area mesin tap in/ tap out.

Kepadatan terjadi karena hanya ada satu mesin yang harus digunakan bergantian untuk tap in (masuk ke halte) atau pun tap out (keluar halte).

Baca juga: Jalur Tak Steril Bikin Warga Malas Naik Transjakarta

Dalam waktu yang bersamaan, tampak ada lima orang yang hendak keluar dari shelter, sementara dua orang yang hendak masuk.

Akhirnya, petugas pun meminta penumpang yang hendak masuk untuk menunggu orang yang keluar terlebih dahulu.

Sistem bergantian ini cenderung menghambat aktivitas penumpang. Terlebih apabila jumlah penumpang yang hendak masuk dan keluar lebih padat.

Baca juga: Korban Pelecehan Seksual di Transjakarta Harap Penjaga Bus Bisa Diperbanyak

Penumpang Transjakarta bernama Irma (39), juga kerap merasakan kepadatan di akses keluar masuk Halte RS Tarakan.

Dia mengatakan, memang sering terjadi penumpukan di shelter Transjakarta yang hanya memiliki satu mesin.

"Kalau pagi-pagi memang sering terjadi penumpukan. Keluar dari haltenya yang ngantri. Kalau dari arah masuk sih, lebih sedikit," kata dia.

Irma juga mengatakan bahwa dirinya merasa terganggu karena keadaan itu.

"Kerasa terganggu kalau pagi-pagi. Soalnya buru-buru sama waktu," tuturnya.

Baca juga: Kemacetan di Jakarta Naik ke Peringkat 29 Kota Dunia, Solusinya Kata Heru Budi: Ramai-ramai Naik Transjakarta

Penumpang Transjakarta lain bernama Ocha (26) juga mengalami hal serupa ketika dirinya dalam perjalanan pulang dari arah Ragunan.

"Iya, bener banget!" serunya waktu ditanya terkait kepadatan penumpang di halte yang hanya memiliki satu mesin tap in-out.

"Kalau lagi pulang dari arah Ragunan, 'kan naik 6A. Suka terjadi penumpukan penumpang, antri karena mesinnya cuma satu," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com