JAKARTA, KOMPAS.com — Korban pelecehan seksual di Bus Transjakarta Monas-Pulogadung, HFS (22) berharap PT Transjakarta bisa menambah jumlah personel yang bertugas sebagai penjaga bus.
Hal itu guna mencegah agar pelecehan yang dialaminya terulang.
Ia menilai, idealnya setiap bus Transjakarta yang beroperasi bisa diawasi oleh seorang petugas.
"Mungkin bisa mohon bantuannya diperbanyak lagi petugas yang jaga TJ-nya. Karena sebenernya akhir-akhir ini aku naik TJ biasanya ada yang jagain," kata HFS saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/2/2023).
"Baru TJ kemarin aja (saat kejadian) yang enggak ada penjaganya," tambah dia.
Ia menilai, keberadaan petugas jaga di dalam bus bisa membuat para pria hidung belang tak berani melakukan aksi mesumnya.
Selain itu, HFS juga berharap PT Transjakarta bisa menambah jumlah bus yang dioperasikan di jalur padat penumpang.
Ia menilai, kejadian yang menimpanya tak bisa dilepaskan dari kondisi bus yang sangat padat.
Dengan penambahan bus, menurut dia, kepadatan penumpang bisa terurai sehingga pelaku pelecehan seksual tak berani untuk beraksi.
"Melihat dari respon masyarakat terhadap thread aku, banyak yang bisa memahami karena emang kekurangan bus untuk rute tersebut," ungkapnya.
Baca juga: Soal Kasus Pelecehan Seksual di Rute Monas-Pulogadung, Transjakarta: Sudah Ditangkap
Sebagai informasi, HFS adalah warga Kelapa Gading yang naik Bus Transjakarta rute Monas-Pulogadung pada Senin (20/2/2023) sekitar pukul 19.30 WIB.
Melalui sebuah utas di akun Twitter @everfiawiess, HFS mengungkapkan, seorang laki-laki menggesekkan alat kelamin ke bokongnya di antara keadaan Transjakarta yang padat.
"Saat menaiki bus, saya merasakan ada sesuatu yang aneh dan tidak wajar di daerah bokong saya. Sesekali, orang di belakang saya mengarahkan kakinya ke betis saya," tulis akun tersebut.
Ketika pelaku turun di Halte Rawa Selatan, Kemayoran, HFS menahan pelaku dengan dibantu dua orang pria agar tidak kabur. Namun, pelaku tetap berakhir lepas dan lari.
Pelaku akhirnya berhasil ditangkap pada Selasa (21/2/2023) oleh Polda Metro Jakarta Selatan.
Sejak membuat utasan tersebut pada Senin malam, HFS tidak berniat untuk memperpanjang terkait kasus ini.
Tujuannya membuat utasan tersebut hanyalah untuk meningkatkan kesadaran warganet kalau penyintas bisa melawan balik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.