JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pengurus RT 015 RW 003 Kelurahan Cawang, Aji, mengungkapkan bahwa kawasan tempat tinggalnya pernah terendam banjir cukup parah pada 2007.
"Sepengalaman saya, awalnya banjir gede mulai 2007, pas saya kelas 2 SMP kalau enggak salah. Tapi kata orangtua, awal banjir gede di sini 1997," ungkap Aji di Taman Harapan, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (22/2/2023).
Saking parahnya, volume banjir pada saat itu membuat air meluap hingga ke turunan di dekat Warung Bebe.
Lokasi warung itu cukup jauh dari bantaran Kali Ciliwung dan berada di area yang lebih tinggi.
"Ketinggian banjir di area bantaran kali bisa 8 meter lebih, kalau di lapangan sini sekitar 2 meter dan di area warung 1 meter. Soalnya tanahnya (dari Warung Bebe) semakin menurun," jelas Aji.
Baca juga: Banjir Memang Menyusahkan, tapi Kami Lebih Pilih Kebanjiran daripada Digusur...
Tingginya air banjir di permukiman dekat bantaran kali membuat bangunan-bangunan di sana terendam.
Meski beberapa rumah sudah dibangun hingga dua tingkat, atap lantai dua pun terendam saat banjir besar.
Adapun rumah Aji berjarak sekitar 50-60 meter dari bantaran kali. Banjir parah dapat membuat kediamannya terendam 4-5 meter.
Aji mengatakan bahwa banjir di kawasan tempat tinggalnya lebih sering disebabkan oleh air kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
Aji dan warga lainnya langsung bersiap-siap menghadapi banjir saat musim hujan terjadi di Bogor.
"Tapi kalau kayak kemarin, di Jakarta hujan deras, volume air di Kali Ciliwung palingan naik aja. Enggak sampai banjir besar," ujar dia.
Baca juga: Kalau Ciliwung Sudah Dinormalisasi tapi Hulu Belum Beres, Tetap Saja Jakarta Banjir...
Selain air, banjir yang melanda kawasan RW 003 juga membawa tanah dan lumpur. Tanah itu lama kelamaan menggunung di bantaran kali.
Dahulu, tanah di bantaran kali rata dengan lantai perumahan di bagian belakang kawasan Taman Harapan.
Saat ini, tanah di bantaran Kali Ciliwung menggunung hingga setengah menutupi pintu dan jendela belakang rumah-rumah di sana.
Saat ini, sebagian besar rumah di dekat bantaran kali sudah tidak dihuni. Selain karena kondisi tersebut, bangunan-bangunan itu juga mulai rusak.
"Dulu pas saya kecil, di sini (bantaran kali) pada suka main bola. Ada ayunan juga. Cuma karena tanah semakin naik karena tumpukan lumpur, jadi terbengkalai (areanya)," kata Aji.
Adapun kini Taman Harapan di Kelurahan Cawang menjadi salah satu area yang terdampak pembebasan lahan terkait normalisasi Kali Ciliwung.
Ada beberapa RT di RW 003 yang terdampak pembebasan lahan, yakni RT 002, RT 004, RT 006, RT 007, RT 008, dan RT 015.
Menurut Aji, warga Taman Harapan bersedia lahan tempat tinggalnya dibebaskan untuk normalisasi Ciliwung.
Asalkan, warga menerima uang ganti rugi yang sepadan untuk membeli rumah di lokasi lain.
Warga tidak mau direlokasi ke rumah susun (rusun). Sebab, unit rusun tersebut bukan menjadi milik warga. Mereka juga harus memikirkan uang sewa rusun tiap bulannya.
"Kalau pemerintah membutuhkan normalisasi, warga di sini siap walaupun berat hati, tapi dengan biaya penggantian yang wajar, kami bisa ambil rumah lagi di luar kawasan ini," ujar Aji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.