Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Kasus Bayi Obesitas Kenzi di Bekasi, Akhirnya Dapat Penanganan Medis

Kompas.com - 24/02/2023, 08:26 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Muhammad Kenzi Alfaro, bayi obesitas yang tinggal di Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi akhirnya akan segera mendapat penanganan medis.

Kesehatan Kenzi akan segera dicek di RS Hermina Bekasi Kota pada Jumat (24/2/2023) pagi ini bersama dengan pihak Puskesmas Desa Pusaka Rakyat dan Dinkes Kabupaten Bekasi.

Kenzi sendiri menjadi perbincangan usai publik mengetahui bahwa di usianya yang ke-16 bulan, bobot tubuhnya menyentuh angka 27 kilogram.

Berikut adalah ragam fakta kasus Kenzi dari sejak ia obesitas hingga akhirnya ia mendapat penanganan medis.

Baca juga: Kata Ahli Gizi soal Bayi Obesitas Kenzi: Kasus Ini Tak Akan Bablas jika Ditangani sejak Dini

 

Berbobot fantastis

Ibunda Kenzi, Pitriyah (40), mengatakan, putranya memiliki berat badan 27 kilogram di usia yang baru menginjak 16 bulan.

Kenaikan bobot tubuh itu terjadi saat Kenzi menyentuh usia 6 bulan. Padahal, kondisi tubuh Kenzi dinyatakan normal dan tidak mengalami masalah.

"(Awal lahir) empat kilogram, pas ada perubahan badannya umur enam bulan. (Berat badan) dia bertambah terus, naiknya satu kilogram, secara terus-menerus," kata Pitriyah kepada awak media di kediamannya, Selasa (21/2/2023) lalu.

Pitriah sendiri tak mengetahui pasti mengapa anaknya memiliki bobot tubuh fantastis. Namun, ia menyatalan bahwa Kenzi hanya diberi asupan susu formula sejak lahir.

Selain itu, Kenzi juga diberikan asupan kental manis ketika ia menyentuh usia 1 tahun. Keterbatasan ekonomi menjadi alasan Pitriah memberikan Kenzi dua jenis asupan tersebut.

Baca juga: Pendapat Ahli Gizi soal Kasus Obesitas Kenzi: Bayi Tanpa ASI Rentan Bermasalah dengan Berat Badan

"(Susu) formula pas dari awal (lahir) karena enggak ASI. Terus, sempat kental manis pas umur satu tahun. Itu karena enggak mampu beli susu formula," ungkap Pitriah.

 

Kenzi hanya bisa duduk dan berbaring

Karena kondisi tubuhnya, gerak Kenzi pun terbatas. Ia hanya bisa duduk dan berbaring.

Tak hanya itu, dirinya bahkan tak mampu berdiri secara lama. Pitriah mengatakan, putranya hanya bisa berdiri selama beberapa detik dan kemudian kembali duduk.

"Dia (Kenzi) belum bisa jalan, baru bisa berdiri, tapi langsung duduk lagi," ucap dia.

Meski hanya bisa duduk dan berdiri, namun Pitriah mengaku tidak ada kondisi yang mencurigakan pada buah hatinya.

Pola tidur dan napas dari Kenzi juga normal seperti layaknya bocah pada umumnya.

"Enggak ada keluhan lain. Alhamdulillah anak saya juga normal, nafasnya normal, enggak kaya orang ngos-ngosan. Tidurnya juga gampang," ujarnya.

Baca juga: Menelisik Musabab Bayi Obesitas di Bekasi, Imbas Susu Formula yang Kebablasan?

Karena ukuran tubuhnya yang besar, Kenzi pun sering mengenakan baju milik ayahnya. Beberapa baju sang ayah terlihat pas saat dikenakan Kenzi.

"Kalau baju, kadang pakai baju bapaknya. Orang bapaknya kecil," jelas Pitriah.

Selain itu, Kenzi juga kerap diberi baju oleh kerabat-kerabatnya. Baju yang diberikan kepadanya justru baju untuk anak-anak berusia 10 tahun ke atas.

Selain itu, diaper atau popok sekali pakai yang digunakan Kenzi berukuran XXL. Harga diaper ukuran XXL lebih mahal dibandingkan ukuran yang lebih kecil.

Orangtua Kenzi, yang tergolong keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, tak mampu membeli banyak diaper ukuran XXL. Karena itu, Kenzi hanya memakai diaper saat tidur.

"Terus popoknya juga, kalau beli juga enggak kuat (belinya). Jadi, saya pakaikan yang XXL. Itu juga beli di warung, kalau yang XXXL, di warung enggak ada, di Indomaret juga langka, jadi dia pakai kalau tidur saja," ungkap Pitriah.

Baca juga: Soal Bayi Obesitas di Bekasi, Menkes: Harus Dirawat, Itu Ada Sesuatu

 

Atensi langsung dari Menkes

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ikut menyoroti kasus obesitas yang dialami Kenzi.

Menurut Budi, Kenzi yang tergolong kelebihan berat badan harus segera mendapat perawatan. Saat dirawat, pihak keluarga Kenzi juga bisa menggunakan BPJS.

"Kalau kelebihan (berat badan) harus dirawat, itu pasti ada sesuatu. Itu dirawat (pakai) BPJS," tutur Budi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (22/2/2023).

Di sisi lain, Budi mengaku sudah membaca kasus yang dialami Kenzi. Namun, Budi mengaku bahwa dia memang belum turun langsung menangani kasus tersebut.

Budi menegaskan, dia akan langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi untuk menangani kasus obesitas yang dialami Kenzi.

"Nanti saya langsung aja deh masuk ke Dinkes Bekasi," tuturnya.

Baca juga: Bayi Obesitas di Bekasi, Sang Ibu: Popoknya Ukuran XXL, Sering Pakai Baju Ayahnya

"Nanti saya bilang khusus ke Kepala Dinkes Bekasi. Saya sudah baca (kasus Kenzi), tapi belum intervensi langsung," sambung Menkes.

 

Kenzi akhirnya mendapat penangan medis

Ucapan Budi Gunadi kemudian direspons oleh pihak Dinkes Kota Bekasi. Dinkes menyatakan, biaya tindakan medis untuk Muhammad Kenzi Alfaro ditanggung oleh Pemkab Bekasi.

"Pakai (anggaran) KIS APBD untuk tindakan medis. Kalau biaya hidup dan keperluan lain, saya tidak punya kewenangan. Semua pihak bisa bantu, misalnya, kebutuhan keluarga mendampingi anak Kenzi," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah.

Alamsyah menyebutkan, posyandu dan puskesmas di Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, sudah memberi penanganan awal kepada Kenzi.

Tak hanya Dinkes, Dinas Sosial (Dinsos) juga akan segera memberi bantuan kepada Kenzi.

"Bantuan yang disiapkan, yakni makanan dan bila diperlukan, pendampingan psikososial juga diberikan," ujar Sekretaris Dinsos Kabupaten Bekasi Kustanto kepada Kompas.com, Kamis (23/2/2023).

Selain makanan, Dinsos juga akan menyiapkan jaminan layanan kesehatan kepada bayi Kenzi.

Fasilitas kesehatan itu akan diberikan setelah proses asesmen kepada keluarga Kenzi selesai dilakukan. Proses asesmen itu dilakukan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi.

"Untuk kesehatan, kami siapkan jaminan pelayanan kesehatan, nanti berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Karena info ini juga baru kami terima, kami segera asesmen keluarganya," ungkap Kustanto.

 

Akan dibawa ke RS Hermina Kota Bekasi

Alamsyah mengatakan, Kenzi akan dibawa ke RS Hermina Kota Bekasi pada Jumat (25/2/2023) pagi ini.

Kenzi dibawa ke salah satu RS di Kota Bekasi, karena dokter ahli subspesialis gizi anak dan metabolik hanya tersedia di RS tersebut.

"Iya benar (dibawa ke RS besok), jam 9," ujar Plt Dinkes Kabupaten Bekasi, Alamsyah, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/2/2023).

Alamsyah tidak bisa memerinci apakah hari ini Kenzi akan mendapat rawat inap atau tidak.

Namun yang jelas, pihak Dinkes Kabupaten Bekasi dan Puskesmas Pusaka Rakyat akan ikut mendampingi Kenzi nanti.

"Ada dari Dinkes dan Puskemas. Terkait apakah bayi Kenzi dirawat inap atau tidak, kami tidak bisa memastikan, itu kewenangan dari pihak medis," jelas Alamsyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com