Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2023, 05:54 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah gemerlapnya ibu kota, rupanya masih ada sejumlah warga yang berprofesi sebagai petani. 

Mereka memanfaatkan sedikit lahan tani yang tersisa di kawasan Rorotan, Jakarta Utara, untuk bercocok tanam. 

Namun nasib para petani itu belakangan makin miris, apalagi setelah hujan deras tak berhenti mengguyur ibu kota. 

Sartono, salah satu petani di Rorotan, Jakarta Utara, mengaku pendapatannya berkurang imbas dari hujan deras yang datang tiap harinya.

Pasalnya, ujar Sartono, musim hujan banyak mendatangkan hama yang siap menggagalkan tanam mereka.

"Ya kadang separuhnya (dimakan hama). (Pendapat bersih usai panen) ya sekitar Rp 1,5 juta," ucapnya saat ditemui Kompas.com di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023).

Baca juga: Lebih dari 300 Hektare Sawah di Rorotan Terendam Banjir

Sartono menjelaskan, hama yang merugikan petani seperti burung, ulat, tikus, hingga laba-laba itu selalu menyerang usai hujan mengguyur wilayah tersebut.

"Ya sama saja memengaruhi produktivitas. Kan hama datang kalau musim hujan," ujarnya.

Kata Sartono, hal tersebut bisa diakali dengan pengobatan yang rutin agar hama tidak datang.

Tetapi, setiap petani harus lebih jeli demi mendapatkan hasil panen yang maksimal di tengah musim hujan ini.

Jika telat memberikan obat, Sartono dan teman-temannya hanya bisa menggigit jari.

"Akhir bulan kemarin panen, ya lumayan, maksudnya enggak pada mati. Cuma, kalau bayam, musim hujan begini, tumbuhnya sangat kurang," ucapnya.

Baca juga: 300 Hektare Sawah di Rorotan Terendam Banjir, Petani Duga Akibat Pembangunan Perumahan

Sartono juga mengeluhkan hasil panennya kerap dibeli dengan harga miring.

"Misalkan sawi, Rp 15.000, enggak tahu bandarnya jualnya berapa dan enggak tahu sampe pasarnya berapa. Makanya kalau petani, ya murah. Misalnya di pasar tinggi harganya, ya tetap saja petani dapatnya berapa," kata Sartono.

"Makanya kalau di warung mahal-mahal, ya tetap saja di petani enggak ada yang mahal," tuturnya lagi.

Meski begitu, ia tidak ingin mengambil pusing dan tetap bersyukur kepada Tuhan bahwa hasil pendapat tersebut masih bisa membeli bibit baru.

"Kalau tenaga enggak dipikirin lah. Yang penting bisa buat beli bibit lagi," ujarnya

Baca juga: Penampakan 300 Hektar Sawah di Rorotan yang Terendam Banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK47 Pasar Minggu-Ciganjur via Ragunan

Rute Mikrotrans JAK47 Pasar Minggu-Ciganjur via Ragunan

Megapolitan
Bocah 11 Tahun yang Tenggelam di Kali Angke Belum Ditemukan, Pencarian Dilanjutkan Besok

Bocah 11 Tahun yang Tenggelam di Kali Angke Belum Ditemukan, Pencarian Dilanjutkan Besok

Megapolitan
Toyota Vellfire Tabrak Truk di Tol Slipi, Pengemudi Meninggal Dunia

Toyota Vellfire Tabrak Truk di Tol Slipi, Pengemudi Meninggal Dunia

Megapolitan
Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Megapolitan
Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Megapolitan
Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Megapolitan
Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Megapolitan
Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Megapolitan
Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Megapolitan
Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Megapolitan
Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com