JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah gemerlapnya ibu kota, rupanya masih ada sejumlah warga yang berprofesi sebagai petani.
Mereka memanfaatkan sedikit lahan tani yang tersisa di kawasan Rorotan, Jakarta Utara, untuk bercocok tanam.
Namun nasib para petani itu belakangan makin miris, apalagi setelah hujan deras tak berhenti mengguyur ibu kota.
Sartono, salah satu petani di Rorotan, Jakarta Utara, mengaku pendapatannya berkurang imbas dari hujan deras yang datang tiap harinya.
Pasalnya, ujar Sartono, musim hujan banyak mendatangkan hama yang siap menggagalkan tanam mereka.
"Ya kadang separuhnya (dimakan hama). (Pendapat bersih usai panen) ya sekitar Rp 1,5 juta," ucapnya saat ditemui Kompas.com di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023).
Baca juga: Lebih dari 300 Hektare Sawah di Rorotan Terendam Banjir
Sartono menjelaskan, hama yang merugikan petani seperti burung, ulat, tikus, hingga laba-laba itu selalu menyerang usai hujan mengguyur wilayah tersebut.
"Ya sama saja memengaruhi produktivitas. Kan hama datang kalau musim hujan," ujarnya.
Kata Sartono, hal tersebut bisa diakali dengan pengobatan yang rutin agar hama tidak datang.
Tetapi, setiap petani harus lebih jeli demi mendapatkan hasil panen yang maksimal di tengah musim hujan ini.
Jika telat memberikan obat, Sartono dan teman-temannya hanya bisa menggigit jari.
"Akhir bulan kemarin panen, ya lumayan, maksudnya enggak pada mati. Cuma, kalau bayam, musim hujan begini, tumbuhnya sangat kurang," ucapnya.
Baca juga: 300 Hektare Sawah di Rorotan Terendam Banjir, Petani Duga Akibat Pembangunan Perumahan
Sartono juga mengeluhkan hasil panennya kerap dibeli dengan harga miring.
"Misalkan sawi, Rp 15.000, enggak tahu bandarnya jualnya berapa dan enggak tahu sampe pasarnya berapa. Makanya kalau petani, ya murah. Misalnya di pasar tinggi harganya, ya tetap saja petani dapatnya berapa," kata Sartono.
"Makanya kalau di warung mahal-mahal, ya tetap saja di petani enggak ada yang mahal," tuturnya lagi.
Meski begitu, ia tidak ingin mengambil pusing dan tetap bersyukur kepada Tuhan bahwa hasil pendapat tersebut masih bisa membeli bibit baru.
"Kalau tenaga enggak dipikirin lah. Yang penting bisa buat beli bibit lagi," ujarnya
Baca juga: Penampakan 300 Hektar Sawah di Rorotan yang Terendam Banjir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.