Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kelam Depo Pertamina Plumpang, Pernah Jadi Target Peledakan Kelompok Teroris

Kompas.com - 06/03/2023, 12:05 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran hebat di Depo pengisian bahan bakar minyak (BBM) Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023) malam, menambah daftar peristiwa kelam yang pernah terjadi di sana.

Sebelumnya, kejadian serupa pernah terjadi pada 21 Januari 2009, mengakibatkan satu orang petugas tewas.

Namun, sebelum kedua peristiwa kebakaran itu terjadi, hal mengerikan lainnya pernah terjadi pada Oktober 2008.

Pada saat itu, Depo Pertamina Plumpang menjadi target peledakan oleh kelompok teroris.

Baca juga: Sering Antar Jemaah Umrah, Mobil Mahmud Selamat dari Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Untungnya, kelompok teroris itu keburu diringkus pihak kepolisian pada Selasa (21/10/2008).

Dalam penangkapan tersebut, setidaknya ada lima tersangka terorisme yang ditangkap polisi di Jakarta dan Bogor, sedangkan dua orang buron.

"Dari pemeriksaan terhadap para tersangka, obyek vital depo di Plumpang jadi target, tetapi belum jelas jadwalnya. Tersangka Wahyu sendiri sudah tinggal di Plumpang sejak setahun lalu," kata Wakil Kepala Divisi Humas Polri saat itu, Brigadir Jenderal (Pol) Sulistyo Ishak, Rabu (22/10/2008).

Kelima tersangka yang ditangkap adalah Rusli Mardhani alias Wahyu (26), Nurhasani alias Hasan (28), Imam Basori alias Basar (36), Muntasir (34), dan Budiman.

Baca juga: Ditanya Nasib Warga Dekat Depo Pertamina Plumpang, Heru Budi: Ikut Kebijakan Pemerintah Pusat

Sementara itu, dua orang yang buron adalah SBRH dan ABH. Mereka semua diduga murid Azahari, gembong teroris yang tewas pada 9 November 2005.

Sulistyo mengatakan, mencermati barang bukti rangkaian elektronik, tampak kesamaan dengan rangkaian elektronik hasil kerja (alm) Azahari, perakit bom, seperti rangkaian elektronik yang pernah ditemukan di Cicurug, Sukabumi (2003); Leuwiliang, Bogor (2003); Malang (2005); Semarang (2005); Wonosobo (2006); Yogyakarta dan Solo (2007); serta Palembang (2008).

Semua barang bukti yang ditemukan polisi adalah 2.675 gram serbuk coklat dalam jeriken putih yang diduga TNT, aluminium sulfat, satu rangkaian switching, pistol, magasin, 27 butir peluru kaliber 9 milimeter, laras dan peredam, serta printed circuid board yang garapannya rapi.

Sulistyo menambahkan, kelompok di Plumpang tersebut berkolaborasi dengan sejumlah kelompok lainnya, yaitu Jundullah, Kompak, Fakta (Palembang), NII (Negara Islam Indonesia), dan Al-Jamaah Al-Islamiyah Singapura (Fajar Taslim yang ditangkap di Palembang).

Wahyu sendiri adalah anggota Kompak asal Kaya Maya, Poso, Sulawesi Tengah.

Baca juga: Istri-Anak Meninggal dalam Kebakaran, Marsian Tak Ingin Lagi Tinggal Dekat Depo Pertamina Plumpang

Wahyu juga pernah terlibat dalam penembakan anggota Brimob di Loki, Seram Bagian Barat (2005), serta terlibat dalam kekerasan di Ambon sejak tahun 2002-2003.

Dari beberapa peristiwa yang terjadi, ini menunjukkan bahwa Depo Pertamina Plumpang adalah objek vital negara yang semestinya benar-benar mendapatkan perhatian khusus.

Perhatian yang dimaksud bukan cuma untuk urusan gangguan keamanan, tetapi juga kelancaran operasional, termasuk penataan kawasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com