Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ungkap Kesulitan Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Kompas.com - 06/03/2023, 21:17 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Karumkit Bhayangkara Polri Brigjen Pol Hariyanto mengungkap hambatan yang dihadapi dalam mengidentifikasi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Hal ini karena luka bakar yang diderita korban cukup parah.

"Karena kondisinya yang (memiliki) luka bakar, kemudian informasi yang kita dapatkan dari keluarga tidak atau kurang komplet, makanya kita masih ragu," jelas dia di Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (6/3/2023).

Baca juga: 3 Balita di RSPP Alami Luka Bakar Serius Imbas Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Menurut Hariyanto, proses identifikasi harus dilakukan dengan maksimal.

Jadi, kondisi atau tanda-tanda sebelum kejadian (antemortem) dengan kondisi saat jenazah diperiksa harus sesuai.

"DVI (disaster victim identification) harus benar-benar teridentifikasi secara saintifik mendekati 100 persen," tegas dia.

Terkait informasi yang tidak atau kurang komplet, salah satu yang paling mudah diketahui adalah apa yang terlihat pada fisik seseorang.

Sebagai contoh, ada jenazah korban kebakaran yang sebelumnya memiliki tahi lalat di salah satu bagian tubuhnya.

Baca juga: Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Alami Trauma Pernapasan

Namun, saat pihak keluarga memberi informasi itu, tetapi pihak yang memeriksa kondisi jenazah tidak menemukannya, tentunya ini dapat mempersulit proses identifikasi.

"Kemudian bekas operasi. Saat ada kejadian kebakaran, bekas operasi sudah tidak terlihat lagi," terang Hariyanto.

Hal penting untuk identifikasi jenazah

Hariyanto mengungkapkan, pihaknya mengandalkan empat hal dalam membantu mengidentifikasi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Adapun hal ini dilakukan jika metode identifikasi dengan sidik jari sudah tidak memungkinkan.

"Dalam dua hari, Sabtu (4/3/2023) dan Minggu (5/3/2023) kemarin, sudah teridentifikasi tiga itu melalui sidik jari," ujar Hariyanto.

"Jadi, (jenazah) yang lain-lain yang sudah tidak memungkinkan lagi kita identifikasi dengan sidik jari, kita mengandalkan gigi, properti, rekam medis, dan DNA," imbuh dia.

Baca juga: Pemprov DKI Dinilai Blunder Terbitkan IMB Sementara untuk Lahan Sekitar Depo Pertamina Plumpang

Untuk jenazah yang diidentifikasi dengan tes DNA, prosesnya masih berjalan.

Hariyanto menuturkan, ada kemungkinan proses selesai dalam beberapa hari ke depan.

"Kemudian hari ini kita fokus pada mengidentifikasi kembali dari gigi, rekam medis, dan properti," ujar dia.

Saat ini, baru tiga jenazah yang sudah teridentifikasi. Mereka adalah Fahrul Hidayatulah (28) dan Muhammad Bukhori (41).

Mereka sudah teridentifikasi sejak Sabtu (4/3/2023). Jenazah terbaru yang sudah diidentifikasi adalah Iriana (61) pada Minggu (5/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com