JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, menyarankan jarak aman antara permukiman warga dengan tembok pembatas depo Pertamina Plumpang sejauh 500 meter.
Menurut Nirwono, pemerintah harus melihat bahwa depo Pertamina Plumpang sangat penting untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) nasional.
Selain itu, kata Nirwono, pemerintah harus mengutamakan keamanan dan keselamatan warga.
“Pemerintah perlu segera memastikan rencana penataan ulang kawasan depo dan sekitar, misal menetapkan jarak aman atau daerah penyangga atau buffer zone minimal 500 meter, bukan 50 meter,” ucap Nirwono kepada Kompas.com, Senin (13/3/2023).
“Harusnya tidak ada alasan penolakan untuk penataan ulang kawasan depo dan sekitar, yang sebenarnya telah direncanakan sejak awal dulu yang sudah benar,” sambungnya.
Baca juga: Legal atau Ilegal, Warga Sekitar Depo Pertamina Plumpang Harus Pindah karena Bahaya
Dengan adanya jarak 500 meter antara depo dan permukiman warga, Nirwono memastikan keselamatan dan keamanan warga akan terjaga jika terjadi ledakan atau kebakaran di kemudian hari.
Namun, Nirwono meninggalkan catatan penting untuk tindakan pemerintah ke depan.
Ia menilai, pemerintah harus siap dengan konsekuensi menyiapkan tempat tinggal layak bagi warga yang tergusur.
“Semakin lebar jarak aman membawa konsekuensi semakin banyak perumahan warga yang harus direlokasi dan semakin banyak untuk rusunawa yang harus disediakan pemerintah,” tegasnya.
Adapun wacana membuat buffer zone ini muncul setelah peristiwa kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3/2023).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.