JAKARTA, KOMPAS.com - Harga cabai rawit merah dan daging sapi melonjak menjelang bulan Ramadhan di Pasar Abdul Ghani, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Namun, kenaikan harga cabai tidak disebabkan oleh momentum bulan Ramadhan, tetapi karena faktor cuaca.
Seorang pedagang bernama Fugo (30) mengatakan bahwa harga cabai di lapak miliknya naik selama sebulan terakhir akibat perubahan cuaca yang ekstrem.
“Cabai itu (harganya naik) tergantung dari perubahan cuaca, bukan karena (pengaruh dari) jelang bulan puasa. Misal, kalau lihat di televisi, ada banjir di mana-mana. Itu berpengaruh (ke panen cabai),” kata Fugo saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (15/3/2023).
Baca juga: Harga Cabai di Pasar Abdul Ghani Jakpus Naik, Pedagang: Karena Faktor Cuaca
“Harga rawit sebelumnya satu kilogram Rp 30.000-40.000. Sekarang capai Rp 80.000,” ungkap dia.
Selain rawit merah, Fugo juga menjelaskan bahwa rawit keriting juga mengalami kenaikan dari Rp 30.000 menjadi Rp 40.000 selama sebulan terakhir.
Sementara itu, rawit hijau mengalami kenaikan dari Rp 30.000 hingga Rp 50.000.
Sedangkan Eti (43), pedagang cabai sekaligus sambal, juga berpendapat bahwa kenaikan harga ditentukan oleh cuaca.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Jakarta Pusat Capai Rp 90.000
“Harga cabai rawit melonjak dari Rp 50.000 per kilogram jadi Rp 90.000 kilogram. Enggak tahu kenapa bisa naik segitu. Bisa jadi gara-gara cuaca, atau petaninya kebajiran,” tutur dia.
Baik Fugo maupun Eti sama-sama mengaku tidak memiliki siasat khusus untuk mengantisipasi kenaikan harga cabai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.