Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Ramadhan bagi Pembaca Doa dan Penjual Kembang di TPU, Bisa Kantongi Jutaan Rupiah Per Hari

Kompas.com - 21/03/2023, 20:55 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ramadhan membawa berkah tersendiri bagi sejumlah penyedia jasa di tempat pemakaman umum (TPU).

Seorang penjual kembang di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, misalnya, bisa mengantongi uang jutaan rupiah dalam sehari karena banyak peziarah yang datang ke makam dan membeli dagangannya.

Cerita Fitri kantongi Rp 3,5 juta sehari

Fitri (42) awalnya membuka warung kelontong di pinggir Jalan Rorotan IX pada 2010.

Ketika pandemi Covid-19 melanda pada 2020, bisnisnya pun ikut terdampak.

Fitri semakin khawatir karena lahan seluas 25 hektar di sekitar rumah dan tempat usahanya dijadikan TPU khusus jenazah pasien Covid-19.

Sejak TPU khusus jenazah Covid-19 dibangun di sana, usaha kelontong Fitri pun ikut terdampak.

Bisnisnya sepi pelanggan karena banyak yang ketakutan melihat ambulans silih berganti melintas di depan warung milik Fitri.

"Sampai saya teleponin langganan saya. 'Kenapa enggak ada yang ke sini?', 'Takut, Bu, banyak ambulans'. Kayak begitu. Yang tadinya langganan saya banyak, sampai anjlok," ujar Fitri, Selasa (21/3/2023).

Baca juga: Kini Fitri Kantongi Rp 3,5 Juta Per Hari dari Jual Kembang di TPU Rorotan...

Fitri pun memutar otak agar ia bisa tetap mencari nafkah untuk menghidupi tiga orang anaknya.

Fitri awalnya mencoba berjualan pakaian secara online, tetapi bisnis itu tidak berkembang.

Tak patah arang, Fitri mencari peruntungan dengan berjualan kembang di depan rumahnya untuk para peziarah TPU Rorotan.

Usaha kecil-kecilan ini dia rintis pada Agustus 2021. Uang tabungan Rp 1.000.000 dipakai untuk modal.

"Saat itu, intinya, buat memenuhi kebutuhan sehari-hari saja dulu. Ketimbang harus topang dagu, melihat ambulans lalu-lalang? Mau berharap sama siapa? Ya mending saya coba jual kembang," ungkap Fitri.

Fitri tidak menyangka bahwa ia bisa cepat balik modal. Pendapatan kotor per hari bisa mencapai Rp 500.000 hingga Rp 600.000 pada saat itu.

Menjelang bulan puasa, pendapatannya dalam sehari bisa mencapai jutaan rupiah.

"Kalau hari biasa mah sedikit, paling Rp 200.000. (Jelang puasa) baru ramai lagi. Bisa Rp 2 juta, atau Rp 1,5 juta satu hari," ucap Fitri.

"(Kemarin Minggu) hampir Rp 3,5 juta. Itukan ramai banget, sampai macet di sini," imbuh dia.

Baca juga: Kilas Balik Warga Rorotan, Tercekam Raungan Sirene Ambulans Pengangkut Jenazah Korban Covid-19

Jasa musiman pembaca doa

Berkah ramadhan juga bisa dirasakan sejumlah penyedia jasa pembaca doa di makam.

Satu di antara penyedia jasa pembaca doa bernama Muhidin (43).

Pria asal Banten ini sudah menekuni profesi tersebut selama kurang lebih lima tahun.

Setiap menjelang bulan puasa, Muhidin akan bertolak dari kampung halamannya di Pandeglang, Banten, menuju TPU Karet Bivak di Jakarta Pusat.

Selama bekerja di TPU Karet Bivak, ia tinggal sementara di masjid yang ada di sekitar lokasi.

"Saya sudah dua minggu di sini, nanti pulang kampung pas malam tarawih. Ke sini lagi pas lebaran hari pertama kan ramai lagi tuh yang ziarah," ujar Muhidin, Selasa (21/3/2023).

Di kampung halamannya, Muhidin bekerja sebagai tukang urut.

Muhidin mengaku telah mendapatkan dasar ilmu agama sejak bersekolah di pesantren di kampungnya.??Muhidin mengaku tidak mematok biaya yang harus dibayarkan para pengguna jasanya.

Ia menerima berapapun uang yang diberikan oleh peziarah.

"Berapa saja saya terima, yang penting ikhlas. Ada yang Rp 15 ribu, Rp 20 ribu, ada juga Rp 50 ribu, pokoknya saya terima aja," ujarnya.

(Kompas.com: Baharudin Al Farisi/ TribunJakarta.com: Elga Hikari Putra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com