Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rincian Zona Hitam dan Merah Bencana di Kota Bogor, Ribuan Warga Akan Direlokasi demi Keamanan

Kompas.com - 23/03/2023, 05:51 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Longsor yang memakan korban jiwa di Kampung Sirnasari, Empang, Bogor Selatan, pada Selasa (14/3/2023) lalu menjadi titik balik pencegahan korban bencana alam di Bogor.

Sebanyak 17 orang tertimbun longsor usai hujan deras melanda Kampung Sirnasari. Sebelas di antaranya selamat dan enam lainnya tewas.

Lokasi longsor tersebut diketahui merupakan zona hitam atau kawasan bahaya bencana karena berada di lintasan Sungai Cisadane dan di bawah tebing yang tidak memiliki dinding penahan tanah.

Usai bencana tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor pun memetakan warga yang tinggal di zona hitam dan zona merah bencana.

Sebanyak 3.611 keluarga di Kota Bogor terdata tinggal di zona hitam dan merah.

Rinciannya, ada 1.001 keluarga di zona hitam dan 2.610 di zona merah.

Baca juga: Saat Ribuan Keluarga di Kota Bogor Tinggal di Zona Hitam dan Merah Bencana…

Rencananya, warga yang terdata akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

”Ini untuk memetakan wilayah dan jumlah warga yang tinggal di zona bahaya dan berisiko bencana longsor dan banjir di Kota Bogor,” kata Kepala BPBD Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas, Rabu (22/3/2023).

Adapun rincian wilayah zona hitam dan zona merah di Kota Bogor, sebagaimana dilansir dari Kompas.id, adalah sebagai berikut:

Zona Hitam

Di Kecamatan Bogor Bogor Selatan, zona hitam tersebar di Kelurahan Empang, Bondongan, Muarasari, Lawanggintung, Batutulis, Cipaku, Pamoyanan, Pakuan, Rangga Mekar, dan Genteng.

Ada 106 keluarga yang tinggal di zona hitam. Kelurahan Pamoyanan menjadi wilayah dengan jumlah terbanyak, yakni 43 keluarga, lalu Batutulis dengan 20 keluarga.

Di Kecamatan Bogor Tengah ada 249 keluarga yang tersebar di empat wilayah, yaitu di Kelurahan Ciwaringin, Kebon Kalapa, Panaragan, dan Pabaton.

Kelurahan Kebon Kalapa adalah wilayah dengan jumlah terbanyak, yakni 131 keluarga, lalu disusul Kelurahan Ciwaringin dengan 58 keluarga.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Polisi yang Diseruduk Fortuner Juga Ditunjuk-tunjuk dan Dimaki | Pria 18 Tahun Tipu Puluhan Teman Kencannya

Di Kecamatan Bogor Utara ada 483 keluarga, tersebar di Kelurahan Ciluar, Cimahpar, Tegal Gundil, Cibuluh, Kedung Halang, Ciparigi, dan Bantar Jati.

Kelurahan Cibuluh wilayah dengan jumlah keluarga terbanyak, yakni 223 keluarga. Lalu, disusul kelurahan Ciluar dengan 108 keluarga, Bantar Jati dengan 80 keluarga, dan Ciparigi dengan 43 keluarga.

Di Kecamatan Bogor Barat ada 81 keluarga yang tersebar di Kelurahan Semplak, Bubulak, Curug, Balumbang Jaya, Curug Mekar, Gunung Batu, Pasir Jaya, Pasir Kuda, Pasir Mulya, dan Sindang Barang.

Di Kecamatan Bogor Timur ada 27 keluarga yang tersebar di Kelurahan Sindangsari dan Sukasari. Terakhir, di Kecamatan Tanah Sareal ada 55 keluarga yang tersebar di Kelurahan Kebon Pedes, Kayumanis, Sukaresmi, Tanah Sareal, Cibadak, Kencana, Kedung Badak, dan Kedung Waringin.

Adapun warga yang tinggal di zona merah di Kota Bogor tersebar di Kecamatan Bogor Selatan sebanyak 626 keluarga, Bogor Tengah 979, Bogor Barat 343 keluarga, Bogor Utara 151 keluarga, Bogor Timur 74 keluarga, dan Tanah Sareal 437 keluarga. (Kompas/Aguido Adri)

Artikel di atas telah tayang di Kompas.id dengan judul “3.611 Keluarga di Kota Bogor Tinggal di Zona Hitam dan Merah Bencana”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com