JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah masjid yang memadukan arsitektur agama Islam serta budaya Tionghoa dan Betawi berdiri di Jalan H. Soleh, RT 02/RW 07, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Meski masih dalam tahap pembangunan, telah terlihat harmonisasi antara beragam budaya yang berbeda di masjid yang diberi nama Tjia Kang Hoo itu.
Tidak seperti atap kebanyakan masjid yang memiliki kubah, bagian atap Masjid Tjia Kang Hoo memiliki pagoda yang menyerupai arsitektur bangunan Tionghoa.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjia Kong Hoo, Muhammad Wildan Hakiki, mengatakan bahwa atap induk masjid terdiri dari tiga susun pagoda yang mencerminkan kerangka dasar beragama sebagai jalan menuju surga, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Lebih lanjut, Wildan mengatakan bahwa ada pagoda kecil yang dibangun dua susun. Pagoda kecil ini memiliki makna yang dalam soal hubungan manusia dengan Allah dan hubungan sesama makhluk hidup.
Pada akhirnya, akan ada lima susun pagoda di masjid itu, melambangkan lima rukun Islam.
Ciri bangunan Tinghoa lain tampak pada warna merah yang digunakan pada bagian dinding masjid, dan sejumlah ornamen lain.
Sementara ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau bagian yang ada pada tepi atap rumah-rumah masyarakat Betawi berbentuk segitiga dan bulatan, ornamen ini dipasang pada lisplang.
Nama masjid ini diambil dari nama kakek Wildan. Setelah menganut agama Islam pada 1980 silam, sang kakek berganti nama menjadi Abdul Soleh.
"Ini dulu rumah engkong saya terus dibongkar, dihancurin semua sampai dibuat masjid ini. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan tanggal 8 Oktober 2022," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.