Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Debt Collector" Dikeroyok Massa di Tangsel karena Disebut Maling

Kompas.com - 10/04/2023, 09:15 WIB
Firda Janati,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang debt collector dikeroyok massa di kawasan Rawa Buntu, Tangerang Selatan, karena diteriaki maling.

Aksi pengeroyokan bermula saat korban menemui pengemudi mobil di Rawa Buntu dengan niat menarik mobil tersebut pada Rabu (5/4/2023) siang.

Pemilik mobil disebut telah menunggak cicilan. Pemilik mobil tidak terima kendaraannya ditarik paksa sehingga meneriaki korban dengan sebutan maling.

"Diteriaki maling, kemudian datang orang sekitar dan dihakimi secara massa sehingga debt collector jadi korban," ujar Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Aldo Primananda dalam keterangannya, dikutip Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Baca juga: Kronologi Debt Collector Dikeroyok Massa di Tangsel, Berawal Pemilik Tolak Mobilnya Ditarik Paksa

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka-luka. Kini kondisi korban terus membaik dan tengah menjalani perawatan jalan.

"Kondisi korban stabil, informasinya sudah rawat jalan," kata Aldo.

Dari peristiwa itu, polisi menangkap lima orang pelaku, satu di antaranya merupakan perekam video.

Video itu memperlihatkan saat korban dikeroyok. Wajah korban terlihat mengalami luka dan berdarah.

"Kami sudah amankan dalam 1x24 jam, lima orang pelaku yang sudah kami amankan di Mapolres Tangerang Selatan," kata Aldo.

Baca juga: Polisi Tangkap Lima Pengeroyok Debt Collector di Tangsel

Aldo berujar, setiap pelaku mempunyai peran masing-masing dalam melakukan aksi pengeroyokan tersebut.

"Yaitu ada yang memukul, menendang, dan sebagainya. (Pelaku) memiliki peran masing-masing dalam pengeroyokan tersebut," ujar Aldo.

Akibat tindakan tersebut, kelima pelaku dijerat Pasal 170 KUHP.

Sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polres Tangerang Selatan Ipda Galih berujar, pengeroyokan itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.

Peristiwa itu terjadi tepat di atas jembatan di Stasiun Rawa Buntu.

"Yang bersangkutan yang bekerja sebagai debt collector, bersama rekannya diduga berusaha menarik mobil masyarakat yang diduga telah menunggak cicilan atau angsuran," ujar Galih dalam keterangannya, Sabtu (8/4/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com