Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Pengakuan Rudolf Tobing Usai Bunuh Icha: Tersenyum karena Grogi, Kini Dicap Pelaku Mutilasi

Kompas.com - 13/04/2023, 08:37 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rudolf Tobing mencekik Ade Yunia Rizabani alias Icha hingga tewas pada 17 Oktober 2022. Namun, dia mengaku tidak pernah merencanakan pembunuhan tersebut.

Rudolf mengaku mencekik Icha karena panik ketika korban berteriak. Kala itu, Rudolf memeras Icha dengan modus membuat konten podcast di Apartemen Green Pramuka City, Jakarta Pusat.

Tangan dan kaki Icha diikat menggunakan kabel ties sebagai bagian dari adegan konten podcast. Sesaat kemudian, Rudolf pun menjelaskan bahwa konten podcast itu hanyalah cara untuk mengelabui korban agar mau diikat.

“Saya panik. Dengan tangan kanan saya tutup mulutnya, tangan kiri buat cekik. Saya juga sudah tunjukkan ke penyidik ada bekas gigitan di jari tengah saya karena Icha gigit,” kata Rudolf kepada Kompas.com di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (12/4/2023).

Baca juga: Rudolf Tobing: Saya Dijuluki Pelaku Mutilasi di Rutan Salemba, padahal Mayat Icha Utuh...

Rudolf mengaku tidak pernah sekali pun berpikir untuk membunuh ataupun merencanakan membunuh korban.

Karena itu, kepada Kompas.com, Rudolf menegaskan bahwa dia tidak terima didakwa merencanakan pembunuhan Icha.

“Saya bersalah dan saya (mau) bertanggung jawab, tapi saya tidak pernah sedetik pun merencanakan pembunuhan Icha,” ujar Rudolf.

Alasan memeras

Sebelum mencekik Icha sampai tewas, Rudolf memaksa korban untuk mentransfer uang sebesar Rp 19,5 juta.

Keesokan harinya, Rudolf juga mentransfer melalui ATM Bank Mandiri dari rekening Icha ke rekening miliknya sebesar Rp 11,2 juta.

Baca juga: Ini Alasan Rudolf Tobing Tersenyum ke Arah Kamera CCTV Lift Usai Bunuh Icha

Rudolf mengatakan, uang pemerasan itu adalah modal untuk menculik seorang pria berinisial H, temannya dan Icha.

“Saya ada masalah dengan H. Saya akumulasi uang untuk bayar orang culik H. Lalu, saya pikir juga harus mengungsikan anak dan istri saya,” kata Rudolf.

“Memang saya ada rencana untuk membunuh H, tapi saya maunya dengan diri sendiri. Jadi bayar orang bukan untuk bunuh H, tapi untuk menculiknya saja,” sambung dia.

Sempat bimbang buang jasad

Selain itu, Rudolf mengaku bingung harus berbuat apa seusai membunuh kawannya tersebut.

“Waktu saya mau buang mayat itu juga saya bingung. Saya mau gimana? Otak saya kebagi dua. Saya harus buang ke Kalimalang atau di pinggir jalan?” ujar dia.

Pada saat itu, Rudolf mengaku takut ketahuan apabila membuang jasad Icha di pinggir jalan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com