TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Keluarga pengendara motor korban kecelakaan mobil Mitsubishi Pajero dengan tegas menolak santunan keluarga pelaku.
Sebagaimana diketahui, kecelakaan tragis yang merenggut nyawa dua mahasiswi YS (19) dan MG (19) terjadi pada Jumat (7/4/2023) sekitar pukul 00.40 WIB.
YS meninggal di lokasi kejadian, kepalanya terlindas mobil pikap setelah ia terempas dari motor yang ditabrak Pajero dengan sopir berinisial AT (20).
Sementara MG sempat dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang sebelum tutup usia pada Minggu (16/4/2023). Dia luka serius pada kepala dan paru-parunya mengalami robekan.
Keluarga korban MG menolak santunan dan meminta AT tanggung jawab.
Sehari setelah MG meninggal dunia, keluarga pelaku AT mendatangi rumah dan bertemu kedua orangtua MG, Senin (17/4/2023) siang.
Kuasa hukum MG, Satrio mengatakan, keluarga kliennya secara tiba-tiba disodori santunan oleh keluarga AT tanpa diketahui maksud dan tujuannya.
"Tegas ditolak oleh keluarga korban MG," kata Satrio kepada Kompas.com, Senin malam.
Ibarat uang tidak akan mengembalikan nyawa, keluarga MG kini hanya meminta pertanggugjawaban AT.
AT yang masih berstatus mahasiswa, belum dijadikan tersangka oleh polisi karena proses penyelidikan masih didalami.
Baca juga: Mahasiswa yang Ditabrak Pajero di Serpong Meninggal, Keluarga Tolak Santunan dari Keluarga Pelaku
Kata Satrio, keluarga AG ingin AT dihukum setimpal dengan perbuatannya yang telah menghilangkan dua nyawa.
"Kami hanya ingin pelaku AT diberikan hukuman setimpal sesuai ketentuan hukum yang berlaku agar dapat memberikan efek jera," kata Satrio.
Balik saat MG masih dalam kondisi kritis, Satrio mengatakan, keluarga AT berniat memberikan santunan sebesar Rp 25 juta.
Satrio tidak mengetahui maksud dan tujuan utama keluarga AT dalam memberikan uang dengan nominal tersebut.
Keluarga pelaku berniat memberikan santunan tetapi tidak datang secara langsung ke rumah sakit melainkan hanya melalui sambungan telepon.
"Jadi saya pikir sampai detik ini pihak keluarga pelaku tidak ada atensi ataupun simpati dan empati itu tidak ada. Yang ada mereka telepon saya, tanpa basa-basi langsung menyebut nominal angka," kata Satrio.
Satrio menilai apa yang dilakukan pihak pelaku sangat tidak etis dan tidak akan pernah sebanding dengan apa yang dialami MG.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.