Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyangkalan Soal Penyebab Macet di Simpang Santa, Tingginya Volume Kendaraan Dituding yang Jadi Biang Kerok

Kompas.com - 19/04/2023, 06:20 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menutup akses putaran balik (u-turn) di simpang Pasar Santa, Jakarta Selatan, tak sesuai harapan.

Penutupan putaran balik yang bersamaan dengan pembongkaran ruas jalur sepeda dan trotoar menjadi jalanan beraspal itu ternyata tidak efektif untuk mengatasi kemacetan.

Kemacetan yang terjadi selama empat hari berturut-turut itu pun menuai kecaman publik. Penutupan u-turn itu dituding jadi penyebab utama tak bergeraknya lalu lintas hari itu.

Kemacetan justru semakin parah dan pengendara menghabiskan lebih banyak waktu di perjalanan.

Baca juga: Simpang Santa Macet Parah Imbas U-turn Ditutup, dari Jalan Wijaya ke Tendean Butuh Waktu 2,5 Jam

"Hampir 2,5 jam (terjebak macet). Padahal Padahal, saya mau ke Tendean doang ini, tetapi terjebak macet di sini," ujar salah satu pengemudi mobil, Bagaskoro, Senin (17/4/2023).

Dinas Perhubungan DKI Jakarta lantas membongkar penutupan di sekitar jalan Jalan Wolter Monginsidi setelah menuai polemik beberapa hari terakhir.

"Kami lakukan penyesuaian, salah satunya dengan membuka barrier beton yang kemarin digunakan untuk menutup ruas jalan tersebut," kata Kepada Dishub Syafrin Liputo, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Bikin Tambah Macet, Dishub DKI Buka Kembali Beton Pembatas di Simpang Pasar Santa

Volume kendaraan jadi biang kerok

Dishub DKI Jakarta merekayasa lalu lintas sejak putaran balik ditutup. Namun, hal tersebut menyebabkan kemacetan di sekitar lokasi.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil evaluasi Pemprov DKI Jakarta, beton penutup u-turn dibongkar. Kendati demikian, Dishub DKI tak yakin hal itu yang jadi penyebab utama kemacetan parah itu.

"Dari hasil evaluasi didapatkan hasil bahwa kapasitas ruas Jalan Wolter Monginsidi tidak dapat menampung volume lalu lintas dari arah Jalan Wijaya 1, Jalan Tendean, dan Jalan Suryo," ungkap Syafrin.

Hal senada, Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Latif Usman berujar, kemacetan di Simpang Santa tak lepas dari kenyataan volume kendaraan yang sangat tinggi.

Baca juga: Akui Penutupan U-turn Simpang Pasar Santa Bikin Macet, Dishub DKI Bongkar Beton Pembatas

Latif juga menyebut kepadatan yang terjadi beberapa hari lalu karena banyaknya kendaraan yang keluar bersamaan pada waktu yang bersamaan pula.

"Apalagi, mohon maaf, kemarin itu kayaknya orang itu banyak full (penuh) keluar semuanya. Istilahnya bukber (buka bersama) terakhir," ucap Latif, dikutip dari Antara, Selasa.

"Jadi, volume itu luar biasa makanya. Ini kan menjadi sesuatu penambahan permasalahan sendiri, " tutur Latif melanjutkan.

Baca juga: Penutupan U-turn di Simpang Santa Bikin Macet Parah, Dirlantas: Banyak Orang Adakan Bukber Terakhir

Akui salah perhitungan

Syafrin mengakui ada salah perhitungan dalam melakukan rekayasa lalu lintas di simpang Pasar Santa, Jakarta Selatan.

Semula, Dishub DKI mengubah jalur sepeda dan trotoar menjadi jalan beraspal agar kendaraa dari Jalan Kapten Tendean menuju Jalan Wolter Monginsidi memiliki ruas yang cukup.

"Ada perhitungan bahwa pembukaan jalur baru(menghilangkan pedestrian) bisa membuat jalanan lebih lancar. Sebab ada lajur khusus yang bisa digunakan kendaraan dari arah Tendean ketika mengarah ke Jalan Wolter Monginsidi," ujar Syafrin, Senin (17/4/2023).

Namun perhitungan yang dibuat Dishub DKI Jakarta tampaknya tak membuahkan hasil yang manis.

Usai jalur sepeda dan trotoar disulap menjadi jalanan, kemacetan di simpang Pasar Santa justru bertambah parah.

Baca juga: Dishub DKI Akui Penghapusan Trotoar dan Jalur Sepeda di Pasar Santa Malah Bikin Macet

Syafrin pun mengakui adanya crossing di Jalan Wolter Monginsidi membuat lajur yang baru saja dibuka menjadi kurang efektif.

Hal itu dibuktikan dengan adanya penumpukan kendaraan di beberapa titik di sepanjang jalan tersebut, mulai dari crossing di Jalan Ciranjang, Jalan Ciragil, hingga Jalan Gunawarman.

"Crossing atau pertemuan dua jalur di Jalan Wolter Monginsidi membuat kapasitas menjadi sangat terbatas. Akhirnya tidak banyak kendaraan yang bisa ditampung meski ada pembukaan jalur baru," ungkap dia.

Pemprov DKI berencana membangun kembali jalur sepeda dan trotoar di persimpangan Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dari yang sebelumnya dihilangkan dan diganti jalan raya.

Jalur sepeda dan trotoar itu rencananya akan kembali dibuat di sekitar Pasar Santa atau tak jauh dari lokasi pertama.

(Penulis : Dzaky Nurcahyo | Editor : Jessi Carina, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com