Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir Bus AKAP Ikut Tes Urine: Alhamdulillah Negatif, kalau Positif, Tak Bisa Cek Kesehatan

Kompas.com - 19/04/2023, 11:54 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir bus PO Kramat Djati, Dadang Permana (44), mengikuti tes urine di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (18/4/2023).

Ia mengungkapkan, sopir yang hasil tesnya positif narkoba tidak bisa lanjut mengikuti tes kesehatan.

"Kalau hasilnya positif, enggak dilanjut (tes kesehatan dan mengemudi). Saya alhamdulillah hasilnya negatif," ungkap Dadang di Terminal Kampung Rambutan.

Baca juga: Saat Madu Murni Jadi Doping Sopir Bus Rute Lintas Sumatera...

Adapun tes urine dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) melalui kerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Polri.

Dadang menjelaskan, mulanya setiap PO bus dipanggil oleh BNN. Kebetulan, ada Dadang dari PO Kramat Djati.

Ia pun diarahkan oleh tempatnya bekerja untuk mengikuti tes urine tersebut. Ia langsung menuju ruang tes.

Ruangan yang digunakan untuk tes urine adalah ruangan bagi ibu untuk menyusui anaknya. Lokasinya dekat dengan pusat layanan informasi terminal.

Baca juga: Cerita Sopir Bus AKAP Mendadak Diminta Ikut Tes Urine oleh BNN

Di ruangan itu, Dadang diminta menunjukkan KTP untuk mengonfirmasi identitasnya.

"Habis itu langsung dikasih wadah dan saya lakukan tes. Habis itu nunggu hasilnya keluar," kata Dadang.

Jika hasilnya positif narkoba, sopir dilarang melanjutkan perjalanan.

Sementara itu, sopir yang negatif narkoba diarahkan menuju sebuah meja panjang di depan ruang tes urine.

Di sana, para sopir termasuk Dadang melakukan tes kesehatan.

"Jadi, proses pemeriksaan saya bisa dilanjut (ke tes kesehatan) karena dinyatakan negatif begini. Habis tes urine, baru dites darah," ujar Dadang.

"Habis itu baru ke tensi. Jadi kalau tes urine positif, enggak bisa tes darah dan periksa tensi. Ada tes gula darah juga. Saya alhamdulillah bagus semua hasilnya, stabil," sambung dia.

Baca juga: Sopir Bus AKAP Ikut Tes Urine, Lebih Merasa Aman walau Bukan Pemakai

Dadang menuturkan, ia merasa lebih aman mengetahui hasil tesnya negatif walaupun bukan pemakai narkoba.

Sebab, keterangan negatif narkoba resmi dikeluarkan oleh BNN. Dadang menganggap, tes urine itu penting bagi dirinya untuk memastikan kondisinya.

"Tes urine tanggapannya bagus. Mungkin buat kondisi, saya jadi lebih tahu sehat atau enggak. Kan udah sehat begini, saya kerjanya jadi PD (percaya diri) karena terjamin. Kalau enggak tahu (negatif narkoba) sayanya ragu," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com