Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Momen Lebaran Tak Sesuai Ekspektasi, Sopir Bus AKAP Kerja Lebih Keras hingga Hadapi Makian Penumpang

Kompas.com - 20/04/2023, 08:29 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Lebaran menjadi momen yang ditunggu-tunggu seorang sopir bus AKAP PO Kramat Djati, Dadang Permana (44).

Sebab, saat itu lah biasanya jumlah penumpang melonjak lebih dari biasanya untuk mudik ke kampung halaman. Namun, kenyataannya tidak demikian pada kali ini.

"Lebaran sebenarnya momen yang ditunggu-tunggu. Kirain bakal ada lonjakan penumpang, nyatanya enggak ada," ungkap dia di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (18/4/2023).

Sebelum pandemi Covid-19, biasanya lonjakan penumpang sudah tampak sejak tujuh hari sebelum Lebaran.

Bahkan, tiga hari sebelum Lebaran, Dadang hanya perlu mengetem di Terminal Kampung Rambutan selama 30 menit.

Baca juga: Menanti Lebaran dengan Harapan Banyak Penumpang, Sopir Bus AKAP: Kirain Ada Lonjakan, Ternyata Enggak

"(Mengetem) 30 menit saja sudah penuh itu, satu bus kapasitas 59 orang. Sekarang hampir lebih dari satu jam baru ada 15 orang, enggak banyak," terang Dadang.

Tentunya, hal ini memengaruhi pendapatan Dadang.

Sebab, sebelum pandemi, ia mampu membawa pulang Rp 300.000-Rp 400.000 per hari.

"Itu sudah dipotong untuk setoran dan bagi-bagi sama kondektur. Sekarang per hari di bawah itu, kemarin (17/4/2023) cuma dapat Rp 100.000," kata Dadang.

Usai mengetem di Terminal Kampung Rambutan selama 50 menit, Dadang biasanya menuju Pasar Rebo untuk mengetem kembali.

Namun, hal itu dilakukan jika bus masih sepi penumpang, seperti yang terjadi pada Selasa kemarin.

"Pasar Rebo yang diandalkan, 15 orang hari ini masih bisa bertambah, semoga banyak," ucap Dadang.

Baru bisa pulang pada malam takbiran

Menurunnya jumlah penumpang membuat Dadang harus bekerja keras.

Inilah mengapa ia tetap bekerja sepanjang periode mudik Lebaran, di samping karena memang itu jadwalnya mengejar setoran.

Dengan demikian Dadang baru bisa pulang ke Sumedang usai mengendarai bus AKAP jurusan Subang-Kampung Rambutan pergi-pulang (PP) pada malam takbiran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator Busway

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator Busway

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com