Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Negara Kalah dengan Pembuang Sampah Sembarangan di Jalanan Ciledug...

Kompas.com - 27/04/2023, 09:19 WIB
M Chaerul Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Permasalahan tumpukan sampah di sepanjang jalan raya, Ciledug, Tangerang, yang sudah berlangsung bertahun-tahun rupanya sulit ditangani oleh pemerintah setempat.

Pasalnya, kebiasaan warga membuang sampah sembarangan di jalanan masih kerap kali dijumpai. Salah satunya terjadi di Jalan HOS Cokroaminoto, Karang Tengah, Tangerang.

Berdasarkan laporan Kompas, Selasa (25/4/2023), tampak plastik-plastik sampah rumah tangga berjejer di pembatas jalan.

Di sisi jalan lainnya, ada pula pemotor yang kedapatan tengah membuang sampah rumah tangganya di pinggir jalan.

Baca juga: Tarif Kebersihan yang Mahal Bikin Warga Buang Sampah Sembarangan di Ciledug

Kala itu, sudah ada sampah yang menggunung di lokasi. Sampah-sampah dibungkus dengan plastik dan karung besar.

Tumpukan sampah bahkan berjejer di depan toko dan minimarket di jalan tersebut.

 

Lebih galak pembuang sampah

Kondisi ini kerap membuat kesal pemilik toko karena tempat usahanya menjadi kotor dan bau. Salah satunya, Nur (54).

Pedagang kelontong di Jalan Hos Cokroaminoto itu mengaku sering kali dihadapkan dengan kelakuan warga yang bandel.

Ia bahkan sering kali gontok-gontokan dengan warga yang tepergok membuang sampah di depan tempat usahanya.

Namun, teguran Nur malah ditentang para pembuang sampah sembarangan tersebut.

"Sering saya negur, malahan pernah sampai ada yang buang sampah di depan ruko saya, tapi (pembuang sampah sembarangan) malah marah, ngelawan, lebih galakan dia," kata Nur kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).

Baca juga: Warga Makassar Keluhkan Bau Busuk Sampah, Mengaku Sesak Napas hingga Muntah, Ini Penjelasan DLH

"Kata saya, 'Itu bukan tempat sampah ya', tapi malah jawab, 'Nanti juga diambil, Bu'. Enggak bisa, itu saking saya marahnya. Ini tempat saya lho, saya gituin saja," sambung dia.

Meski demikian, Nur tak menampik bahwa tumpukan sampah di depan tokonya ataupun disejajarkan dengan separator jalan memang setiap harinya pasti ada.

Fenomena itu terjadi setelah tempat pembuangan sampah di depan Ramayana telah dibenahi pemerintah.

"(Fenomena buang sampah di jalanan) sudah lama. Sebelumnya warga pada buang di trotoar seberang Ramayana. Nah, sekarang sudah ada pembenahan, jadi enggak bisa buang sampah di sana, tapi malah pada buang di sini," ujar Nur. 

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com