Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jatuh Bangun Sardiman, Porter di Terminal Kampung Rambutan

Kompas.com - 28/04/2023, 08:43 WIB
Nabilla Ramadhian,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sardiman (54) adalah seorang porter di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

Ia sudah bekerja sebagai kuli angkut di terminal itu sejak 1992, meski sempat berhenti pada tahun yang sama dan kembali lagi pada 2014.

Sebagai seorang kuli angkut, Sardiman menafkahi istri dan enam anak-anaknya melalui pendapatan harian.

Namun, pandemi Covid-19 membuat pendapatan hariannya berhenti karena terminal sempat ditutup total.

Baca juga: Tak Selalu Uang, Sardiman Ikhlas Meski Dibayar Pakai Rokok dan Beras Saat Angkut Barang Penumpang

Nihilnya aktivitas antar-jemput penumpang membuat Sardiman terpaksa berdiam diri saja di rumah.

"Kebetulan dua anak saya masih kerja. Alhamdulillah setiap bulan dibantu untuk beli beras dan makanan sehari-hari," ucap Sardiman di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (26/4/2023).

Saat terminal mulai dibuka kembali, Sardiman langsung bekerja dengan semangat.

Ia tidak putus asa meski mendapat cukup banyak penolakan dari para penumpang.

Pasalnya, pada saat itu sebagian besar masyarakat masih khawatir akan tertular Covid-19 jika barang-barangnya dibawa oleh orang asing.

"Dulu lumayan dapat penghasilan walau masih jarang. Cuma ya dapat Rp 30.000-Rp 40.000 per hari. Turun banget pendapatan," ujar dia.

Baca juga: Cerita Sardiman Angkut Barang Lansia Dibayar Rp 5.000: Saya Kerja Sambil Menolong

Namun, Sardiman menolak untuk menyebut pengalaman itu sebagai sesuatu yang menyedihkan dan dianggap sebagai duka dari pekerjaannya sebagai kuli angkut.

Sebab, sekecil apa pun nominal yang Sardiman bawa pulang saat pandemi Covid-19 masih bisa menafkahi keluarganya.

"Kalau orang ngasih sedikit, itu enggak duka. Saya tetap senang karena itu penghasilan. Saya masih bersyukur ada yang memberi walau sedikit. Enggak sedih atau berduka," tegas dia.

 

Mulai bangkit kembali

Pada hari-hari biasa di luar momen libur nasional, pendapatannya berkisar Rp 50.000-Rp 80.000 per hari.

Pendapatan itu Sardiman terima sebelum, dan kini sesudah Covid-19 melanda.

Baca juga: Cerita Sardiman yang Rela Jadi Kuli Angkut Tanpa Libur demi Makan Keluarga

Sebab, saat ini terminal sudah ramai aktivitas penumpang. Perekonomian Sardiman kembali seperti sedia kala.

"Nominal terbesar, kalau peruntungan lagi bagus, bisa Rp 100.000-Rp 150.000 per hari. Ini biasanya kalau momen-momen khusus kayak Lebaran," ungkap Sardiman.

Mengingat setiap Lebaran pendapatannya sebagai seorang kuli angkut meningkat drastis, ia memutuskan untuk tetap bekerja saat Hari Raya Idul Fitri 2023.

Sebab, ucap dia, akan ada banyak masyarakat yang mudik pada Lebaran 2023 karena beragam pembatasan imbas pandemi telah dicabut.

Oleh karena itu, Sardiman tetap bekerja sepanjang arus mudik dan arus balik, kecuali pada Lebaran hari pertama dan kedua.

"Kalau libur, nanti isi dapurnya bagaimana? Anak-anak juga enggak dapat duit jajan. Keluarga pada enggak bisa makan," ucap Sardiman.

Baca juga: Membekas di Ingatan Sardiman, Pernah Dibentak Penumpang Saat Tawarkan Jasa di Terminal Kampung Rambutan

Dua dari enam anak Sardiman memang sudah bekerja. Namun, ia tidak ingin terlalu bergantung pada mereka.

Pasalnya, Sardiman masih menjadi seorang kepala keluarga.

Untuk itu, kata dia, Sardiman masih berkewajiban menafkahi istri dan anak-anaknya.

"Saya jarang libur terus terang, namanya untuk kehidupan di Jakarta dan dapur harus terisi. Anak harus sekolah. Makanya saya bersyukur masih dikasih sehat sama Allah dan rezeki," pungkas Sardiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com