Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membekas di Ingatan Sardiman, Pernah Dibentak Penumpang Saat Tawarkan Jasa di Terminal Kampung Rambutan

Kompas.com - 28/04/2023, 06:17 WIB
Nabilla Ramadhian,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi seorang kuli angkut atau porter di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, membuat Sardiman (54) berinteraksi dengan banyak penumpang.

Menurut Sardiman, setiap penumpang yang ia temui memiliki karakter dan sifat berbeda-beda. Mereka cukup membekas dalam benak Sardiman.

"Perilaku penumpang yang terkenang ada banyak, namanya manusia. Dilihat dari wajahnya bagus tapi hati enggak, itu banyak," tutur dia di tempat kerjanya, Rabu (26/4/2023).

Salah satu yang masih diingat dengan jelas adalah ketika seorang penumpang membentak Sardiman. Pada saat itu, Sardiman hanya mengerjakan pekerjaannya sehari-hari di area kedatangan.

Baca juga: Kisah Sardiman, Porter di Terminal Kampung Rambutan yang Sempat Berjualan di Papua

Ia menawarkan jasa kuli angkut kepada para penumpang yang baru tiba di Terminal Kampung Rambutan.

"Saya bilang, 'Pak ingin dibantu?' Malah dijawabnya membentak, 'Enggak!' Ada juga yang jawab 'Enggak usah! Enggak usah!" ungkap Sardiman.

Meski dijawab dengan ketus, Sardiman tidak mengambil pusing dan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa.

Sebab, ia memahami bahwa setiap penumpang memiliki karakter masing-masing. Lebih lanjut, kata Sardiman, masih ada banyak penumpang yang berperilaku baik terhadapnya.

Baca juga: Cerita Sardiman soal Profesi Porter di Terminal Kampung Rambutan: Bukan Sekadar Pengangkut Barang Penumpang

Jadi porter sejak 1992

Sardiman sudah bekerja sebagai kuli angkut di terminal itu sejak 1992. Meski sempat berganti pekerjaan pada tahun yang sama, ia kembali menjadi porter di Terminal Kampung Rambutan pada 2014.

Pada saat itu, ia dibantu oleh sebuah koperasi untuk kembali menjadi seorang porter di Terminal Kampung Rambutan.

Dalam prosesnya, ia dibuatkan sebuah kartu tanda pengenal yang lengkap dengan nama lengkap dan foto dirinya.

"Langsung dibikinin kartu anggota porter. Itu harus karena porter yang enggak ada kartu anggota itu porter liar. Di sini bukan asal jadi kuli panggul," ucap Sardiman.

Baca juga: Cerita Sardiman yang Rela Jadi Kuli Angkut Tanpa Libur demi Makan Keluarga

Kini, Sardiman sudah kembali menjadi porter. Pendapatan berkisar Rp 50.000-Rp 80.000 per hari pada hari-hari biasa di luar momen libur nasional.

"Nominal terbesar, kalau peruntungan lagi bagus, bisa Rp 100.000-Rp 150.000 per hari. Ini biasanya kalau momen-momen khusus kayak Lebaran," ungkap Sardiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com