JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi seorang kuli angkut atau porter di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, membuat Sardiman (54) berinteraksi dengan banyak penumpang.
Menurut Sardiman, setiap penumpang yang ia temui memiliki karakter dan sifat berbeda-beda. Mereka cukup membekas dalam benak Sardiman.
"Perilaku penumpang yang terkenang ada banyak, namanya manusia. Dilihat dari wajahnya bagus tapi hati enggak, itu banyak," tutur dia di tempat kerjanya, Rabu (26/4/2023).
Salah satu yang masih diingat dengan jelas adalah ketika seorang penumpang membentak Sardiman. Pada saat itu, Sardiman hanya mengerjakan pekerjaannya sehari-hari di area kedatangan.
Baca juga: Kisah Sardiman, Porter di Terminal Kampung Rambutan yang Sempat Berjualan di Papua
Ia menawarkan jasa kuli angkut kepada para penumpang yang baru tiba di Terminal Kampung Rambutan.
"Saya bilang, 'Pak ingin dibantu?' Malah dijawabnya membentak, 'Enggak!' Ada juga yang jawab 'Enggak usah! Enggak usah!" ungkap Sardiman.
Meski dijawab dengan ketus, Sardiman tidak mengambil pusing dan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa.
Sebab, ia memahami bahwa setiap penumpang memiliki karakter masing-masing. Lebih lanjut, kata Sardiman, masih ada banyak penumpang yang berperilaku baik terhadapnya.
Sardiman sudah bekerja sebagai kuli angkut di terminal itu sejak 1992. Meski sempat berganti pekerjaan pada tahun yang sama, ia kembali menjadi porter di Terminal Kampung Rambutan pada 2014.
Pada saat itu, ia dibantu oleh sebuah koperasi untuk kembali menjadi seorang porter di Terminal Kampung Rambutan.
Dalam prosesnya, ia dibuatkan sebuah kartu tanda pengenal yang lengkap dengan nama lengkap dan foto dirinya.
"Langsung dibikinin kartu anggota porter. Itu harus karena porter yang enggak ada kartu anggota itu porter liar. Di sini bukan asal jadi kuli panggul," ucap Sardiman.
Baca juga: Cerita Sardiman yang Rela Jadi Kuli Angkut Tanpa Libur demi Makan Keluarga
Kini, Sardiman sudah kembali menjadi porter. Pendapatan berkisar Rp 50.000-Rp 80.000 per hari pada hari-hari biasa di luar momen libur nasional.
"Nominal terbesar, kalau peruntungan lagi bagus, bisa Rp 100.000-Rp 150.000 per hari. Ini biasanya kalau momen-momen khusus kayak Lebaran," ungkap Sardiman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.