Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesal dan Pembelaan Ibunda AG terhadap Sang Anak dalam Kasus Penganiayaan D

Kompas.com - 13/05/2023, 06:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - IV (59), ibunda AG, sudah cukup lama bungkam soal kasus yang menjerat putrinya.

Namun, akhirnya IV memberanikan diri untuk buka suara soal kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio (20) terhadap D, yang mana putrinya turut terlibat.

Dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, ada banyak hal yang disampaikan IV. Penyesalan dan pembelaan terucap dari mulutnya.

Menyesal tak mencegah AG bertemu Mario Dandy

Baca juga: Penyesalan Ibunda yang Tak Cegah AG Bertemu Mario Dandy di Hari Penganiayaan D

IV hanya bisa menyesali keputusannya yang tak mencegah putrinya untuk bertemu dengan Mario saat hari penganiayaan terhadap D.

Pada hari kejadian, IV ingat betul anaknya itu sudah membuat janji pergi ke salon kecantikan untuk perawatan wajah atau facial. Waktu itu, AG meminta IV untuk menemaninya.

Namun, saat itu IV terpaksa tak bisa memenuhi permintaan AG karena ia harus menemani sang suami untuk terapi akupunktur dalam rangka pemulihan dari penyakit stroke.

"Jujur saya punya rasa menyesal gitu. Ya Tuhan, kalau (waktu) masih boleh dibalik, saya mau menemani anak saya, saya lebih tinggalkan papanya, begitu," ucap IV kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

IV menyesal kenapa pada hari itu ia tidak memilih untuk mendampingi AG ke sebuah mal, yang mana mungkin saja penganiayaan terhadap D tidak terjadi.

Baca juga: Ibunda AG: Banyak Cacian, Fitnah, dan Hujatan untuk Saya

"Seandainya waktu bisa dikembalikan, Tuhan. Saya mau menemani anak saya waktu itu, Tuhan," ucap IV.

Setelah dirinya tak bisa menemani, IV bercerita bahwa AG mencoba mengajak tantenya untuk mendampinginya melakukan perawatan wajah.

Sayangnya, sang tante juga berhalangan karena ada urusan lain yang perlu dikerjakan.

Lantaran ibunya tak bisa menemani, pada akhirnya AG pergi bersama dengan kekasihnya, Mario, pada Senin (20/2/2023).

Akui AG salah, tapi tak ada maksud menganiaya

Baca juga: Ibunda AG: Anak Saya Memang Salah, tetapi Tak Ada Maksud untuk Menganiaya

IV mengakui bahwa anaknya turut bersalah dalam kasus penganiayaan D.

Akan tetapi, ia menolak apabila sang anak disebut sebagai orang yang merencanakan penganiayaan D bersama pelaku utama, yakni Mario.

"Anak saya memang salah, ada di tempat dan waktu yang sama (dengan Mario Dandy). Tapi, dia tidak bermaksud untuk begitu-begitu (merencanakan penganiayaan D), tidak ada maksud sama sekali," kata IV.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com