Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNJ Meninggal Dunia Saat Ikut Pembaretan Menwa

Kompas.com - 15/05/2023, 20:41 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), VMA, meninggal saat mengikuti latihan pembaretan Resimen Mahasiswa (Menwa).

Dalam kegiatan itu, VMA harus melakukan long march atau berjalan kaki dalam jarak 60 kilometer.

Kabar meninggalnya mahasiswa program studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, angkatan 2022 ini diunggah melalui akun Instagram @menwa.unjakarta, Jumat (12/5/2023).

Dalam unggahan itu, banyak warganet yang memberikan komentar dan meminta pihak Menwa UNJ memberi klarifikasi.

Baca juga: Demi Mendaki Gunung Kerinci, Jokowi Batal Masuk Menwa

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by MENWA JAYAKARTA SATUAN UNJ (@menwa.unjakarta)

Mereka juga mempertanyakan penyebab kematian VMA yang sedang mengikuti kegiatan pembaretan di Pelabuhan Ratu.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Humas dan IP UNJ Heryanti Utami mengatakan, VMA meninggal karena dehidrasi.

"Setelah kami konfirmasi dengan pihak dokter, memang (meninggal karena) dehidrasi, (yang mana) bisa dimulai dari kondisi kram kaki," ucap dia di UNJ, Jakarta Timur, Senin (15/5/2023).

Baca juga: Kegiatan Menwa UPN Veteran Jakarta Berujung Maut, Siapa yang Bersalah?

Heryanti mengatakan, kejadian ini bermula ketika VMA mengikuti pembaretan Menwa UNJ pada 10 Mei 2023 di Koramil Cibadak.

Pada saat itu, pemeriksaan kesehatan dari unit PMI universitas itu telah dilakukan.

VMA pun dinyatakan tidak memiliki luka apa pun dan dalam kondisi tubuh yang sehat.

Selain itu, ujar Heryanti, VMA telah menyerahkan surat keterangan sehat dari rumah sakit sebelum mengikuti kegiatan ini.

Dalam surat itu, VMA dinyatakan dalam kondisi sehat dan bisa mengikuti pembaretan Menwa.

"Setelah itu, makan pagi dan dilanjutkan dengan apel pembukaan kegiatan. Pemberangkatan dari Koramil Cibadak menuju etape satu itu lebih kurang 5 kilometer," kata dia.

Baca juga: UPN Veteran Jakarta Copot Pengurus Menwa Buntut Mahasiswi Meninggal Saat Pembaretan

Hanya saja, di tengah kegiatan, VMA merasa kurang sehat dan mengalami kram kaki.

Ia langsung diminta untuk beristirahat. Setelah itu, VMA memutuskan melanjutkan kegiatan lantaran sudah membaik.

Akan tetapi, VMA kembali mengalami kram kaki. Petugas kesehatan dan Menwa pun membawa VMA ke puskesmas menggunakan ambulans.

"Di puskesmas, tensinya udah rendah. Karena kondisi keterbatasan alat, akhirnya VMA dirujuk ke rumah sakit," ungkap Heryanti.

Kepala Divisi Humas UNJ Syaifudin menambahkan, pihak rumah mengatakan bahwa VMA mengalami dehidrasi berat.

Baca juga: Kerap Timbulkan Korban Nyawa, Ketua Komisi X Minta Diksar Menwa Dievaluasi

Kondisi itu membuat tubuhnya tidak bisa memompa darah dengan baik, sehingga membuat kondisi kesehatannya menurun.

"Karena kondisi yang tidak dapat diprediksi, kondisi badan VMA mengalami penurunan yang sangat drastis," ucap Syaifudin di lokasi.

Heryanti menegaskan, VMA sudah membawa air minum sepanjang kegiatan.

Namun, kondisi cuaca sangat panas dan VMA sempat dua kali mengalami kram kaki, sehingga berujung pada VMA meninggal dunia.

"Ditangani oleh pihak dokter di IGD, dan dinyatakan meninggal di rumah sakit," kata Heryanti.

Terkait isu perpeloncoan, Syaifudin menegaskan, hal tersebut tidak pernah terjadi dalam pembaretan Menwa.

Adapun temuan itu berdasarkan hasil penyelidikan kepada seluruh pihak yang terkait dalam kegiatan tersebut.

"Jadi, meninggalnya VMA murni karena kondisi yang tidak terduga, yang mana terjadi penurunan kondisi kesehatan sesuai hasil diagnosis rumah sakit," pungkas Syaifudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com