"Universitas Pelita Bangsa secara tegas tidak menoleransi tindakan kekerasan seksual dalam bentuk apa pun sebagaimana sesuai dengan Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi," demikian bunyi surat keputusan rektor universitas tersebut.
Masih dalam surat keputusan rektor, pihak Universitas Pelita Bangsa juga kini menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang sedang berjalan.
"Kami juga membuka layanan aduan kepada seluruh civitas akademia maupun masyarakat umum terkait pelanggaran atau kekerasan seksual," demikian bunyi surat keputusan tersebut.
Setelah berani bersuara, AD justru dinyinyiri oleh warganet di media sosial soal penampilannya saat muncul ke publik.
Dalam video yang diposting di akun TikTok @ikypangestuaaa, beragam komentar negatif justru ditulis warganet terhadap korban, salah satunya soal penampilannya.
Baca juga: Miris, Karyawati yang Diajak Bos Staycation untuk Perpanjangan Kontrak Malah Dihujat Warganet
"Dari penampilan udah kelihatan sih," tulis akun @jualbeligunung.
"Dari raut mukanya pro player ya gengs," tulis akun @rafezzxy.
"Kelihatan sih pemainnya, dari segi casing yang paham juga paham," tulis akun @qiwol16.
"Dia pun kayaknya pemain dari badannya," tulis akun @rizkyritonga109.
Selain mendapat komentar negatif soal penampilannya, warganet lainnya menghujat AD setelah ia wara-wiri ke beberapa stasiun televisi untuk diwawancara.
Warganet menganggap AD sedang panjat sosial atau pansos.
Baca juga: Aktivis Perempuan Apresiasi Karyawati yang Diajak Staycation Bos Mau Melapor ke Polisi
Dalam postingan di akun Instagram yang diduga milik AD, yaitu @alfidamayanti22_, AD terlihat mengunggah komentar dari warganet.
Warganet tersebut terlihat mengirimkan pesan kepada AD melalui Direct Message (DM) di Instagram.
"Si pansos, manfaatin situasi ya mbiak wkwkwk," tulis seorang warganet.
Menanggapi komentar warganet itu, AD mengaku tidak suka viral lewat kasus pelecehan ini.
"Dikira enak banget kali viral gara-gara masalah ini," tulis AD.
"Gamikir gimana kalau kejadian ini terjadi sama mbanya!" sambungnya.
Soal nyinyiran warganet terhadap penampilan AD, Aktivis Perempuan dan Konsultan Gender, Tunggal Pawestri menyebut hal itu sebagai fenomena victim blaming, yakni perilaku menyalahkan korban.