BEKASI, KOMPAS.com - Rendra Falentino Simbolon (45), anak sulung dari Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65), lansia yang jadi korban tabrak lari Prada MW berharap pelaku bisa dihukum seberat-beratnya.
Rendra menilai kelakuan Prada MW yang langsung kabur usai kejadian telah mencoreng institusinya.
"Kami berharap bisa dihukum seberat-beratnya dan dipecat sebagai prajurit TNI," ujar Rendra kepada wartawan, Senin (22/5/2023).
Baca juga: Fakta Baru Prada MW, Penabrak Lansia hingga Tewas di Bekasi Ternyata Berbohong ke Atasannya
Selain kabur, Prada MW juga berbohong kepada atasannya.
Prada MW yang menjabat sebagai Tamtama Pengemudi itu berbohong dengan mengatakan bahwa dirinya telah menabrak angkot.
Padahal, Prada MW menabrak ayah dan ibu Rendra hingga tewas di lokasi kejadian.
"Jadi, waktu habis kejadian, dia (Prada MW) pulang ke rumah komandannya, lapor ke istri komandan habis nabrak angkot," ucap Rendra.
Pengakuan itu lah yang akhirnya membuat sikap atasannya biasa saja.
Namun, setelah insiden itu viral di media sosial, fakta sebenarnya baru terungkap.
"Setelah ketahuan, baru dia diserahkan ke Pomdam," ungkap Rendra.
Sonder Simbolon dan istrinya tewas usai jadi korban tabrak lari di Jalan Raya Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kamis (4/5/2023) pagi pukul 07.45 WIB.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Bekasi Kota Iptu Dwi Budi mengatakan, mereka tewas ditabrak saat mengendarai sepeda motor.
"Korban ditabrak saat mengendarai sepeda motor bernomor polisi B 5473 TJB miliknya," kata Dwi Budi.
Dwi menyebutkan, kedua korban tewas dengan luka berat. Sonder bahkan tewas dengan kondisi kaki terputus.
Baca juga: Denpom TNI Pastikan Prada MW Diproses Pidana Usai Tabrak Lari Pasangan Lansia
"Korban yang laki-laki kakinya putus," kata Dwi saat itu.