"Nah, terobosan ini yang tidak diambil oleh pemimpin yang sekarang. Yang dicari kemauan untuk membangun. Yang kami lihat Kaesang punya kemampuan itu," ucap Icuk.
Baca juga: Alasan Dukung Kaesang Jadi Wali Kota Depok, PSI: Masyarakat Antusias
Hingga saat ini, belum ada pernyataan Kaesang masuk dalam partai politik. Namun, kata Icuk, hal itu tak jadi soal lantaran jadi anggota parpol hanya sebagai tanda remi Kaesang masuk gelanggang politik.
Saat ini, PSI berfokus untuk menyiapkan kendaraan politik bagi putra bungsu Jokowi itu. Pasalnya, kata Icuk, butuh setidaknya enam kursi di parlemen bagi PSI untuk bisa mencalonkan Kaesang.
"Tidak menutup kemungkinan kami akan bersafari politik bertemu dengan parpol lain untuk ikut sertakan mereka dalam pencalonan Kaesang ini," kata Icuk.
Icuk menilai, sudah ada beberapa partai yang mulai memberikan sinyal positif untuk mendukung Kaesang untuk maju jadi orang nomor satu di Depok, di antaranya Gerindra, PAN, Golkar, dan PKB.
"Tinggal lobi-lobi politik saja kan ini. Itu tugas kami siapkan kendaraan dan koalisinya untuk supaya bisa jalan betul-betul untuk memajukan kota depok," tutur Icuk.
Baca juga: Muncul Wacana Kaesang Diusung Partai Gerindra pada Pilkada Solo 2024, Gibran: Idealnya dari PDI-P
Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai PSI mencoba menangkap momentum Pilkada 2024 untuk menyorong Kaesang yang notabene anak presiden.
Menurut Arif, sorongan PSI pada Kaesang tidak lepas dari kalkulasi politik, baik itu secara probabilitas kemenangan maupun strategi partai melakukan branding untuk mendompleng popularitas.
"Saya kira dua hal itu yang melatarbelakangi kenapa menyorong nama Kaesang," ucap Arif.
Selain itu, Arif juga melihat wacana pengusungan Kaesang ini sebagai momentum cek ombak. Apabila ini ditangkap oleh pendukung Kaesang maka akan menjadi keseriusan politik.
"Apabila direspons publik secara luas serta dapat dukungan masif, saya kira momentum itu akan diambil Kaesang untuk maju dalam Pilkada Kota Depok," kata Kaesang.
Selain itu, Arif melihat kepemimpinan anak muda itu akan dilihat memilik karakter yang progresif. Namun, kata dia, yang akan menjadi tantangannya adalah mereka biasanya minim pengalaman.
Namun, apabila melihat dari sisi demografi penduduk Indonesia itu didominasi oleh generasi Z dan milenial. Bahkan pada 2024, pemilih milenial diperkirakan sebanyak 60 persen.
"Sehingga ketika seorang pemimpin masih muda tentu dia akan memahami masyarakat milenial, di sisi lain dia bisa menjawab tantangan dan perubahan zaman," tutur Arif.
Pilkada Depok 2020 memang dimenangkan oleh kelompok Golput. Namun, Arif melihat ada dua karakteristik golput di sana, yaitu kelompok apatisme dan kelompok yang kritik pada sistem pemerintahan selama ini.
"Jika golputnya sebagai bentuk kritik terhada pemerintah, itu menjadi peluang Kaesang untuk meyakinkan melalui program dan kampanye yang bisa ajak pemilih kelompok ini," ucap Arif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.