JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menanggapi soal tudingan yang menyebutnya salah menafsirkan data saat membandingkan pembangunan jalan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Jokowi.
Anies yang tidak terima dituding salah tafsir data, meminta agar segala pihak memeriksa kebenaran data tersebut.
"Itu lah. mbok kualitas diskusinya ditingkatkan gitu, itu saja," kata Anies jelang menonton Formula E Jakarta 2023 di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Sabtu (3/6/2023).
Menurut Anies, membantah suatu pernyataan merupakan hal yang biasa.
Baca juga: Ditanya soal Cawapres, Anies: Sudah Ada, tapi Masih Panjang
Ia mencontohkan, saat ada dua orang yang berbeda pendapat saat melihat suatu persoalan, misalnya cuaca.
"Yang ini mendung, yang satu bilang itu enggak mendung. Anda jangan tanya begitu, lihat datanya," kata Eks Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kalau ada yang bilang ini mendung, di sana bilang terang, cek aja yang bener yang mana. Gitu saja," ujar Anies melanjutkan.
Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalan di era kepemimpinan SBY lebih panjang dibandingkan era Jokowi.
Hal itu diutarakannya saat pidato dalam acara hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta pada 20 Mei 2023.
Baca juga: Soal Kelanjutan Formula E Tahun Depan, Anies: Biar Jakpro yang Memutuskan
Awalnya, Anies menyebut era Jokowi berhasil membangun jalan tol sepanjang 1.569 kilometer dari total jalan tol saat ini 2.499 kilometer.
"63 persen dari seluruh jalan tol berbayar di Indonesia itu dibangun di masa sekarang," ujar Anies.
Namun, menurut Anies, Jokowi masih kalah dengan SBY dalam hal pembangunan jalan tak berbayar yang bisa digunakan seluruh masyarakat tanpa dikenai biaya.
"Saya bandingkan dengan pemerintahan yang lalu, di zaman pak SBY jalan tak berbayar yang dibangun sepanjang 144.000 kilometer atau 7,5 kali lipat," katanya.
Anies kemudian mengerucutkan perbandingan jalan yang dibangun oleh Pemerintah Pusat, yaitu jalan nasional.
Ia mengatakan, selama Jokowi memimpin, hanya sekitar 500 kilometer jalan nasional yang terbangun. Sedangkan era SBY bisa 20 kali lipat dari pencapaian pemerintah saat ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.