JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza mengeluhkan mahalnya biaya pengadaan dan operasional bus listrik.
Welfizon mengungkap keluhan itu saat dia menjelaskan perkembangan konversi bus berbahan bakar minyak (BBM) ke armada bertenaga listrik.
"Biaya investasi bus listrik untuk saat ini masih cukup besar. Saat ini kita bayar kurang lebih 30 persen lebih mahal, dibandingkan solar," ujar Welfizon dalam rapat bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Saat ini, kata Welfizon, PT Transjakarta baru mengoperasikan 30 unit bus listrik untuk mengakut penumpang. Pihaknya menargetkan ada penambahan 70 unit hingga akhir 2023.
Baca juga: Pengadaan 70 Bus Listrik Transjakarta Tertahan di China karena Lockdown
"Sehingga total 100 unit. Untuk EV (electric vehicle) ini, kebijakan kami di direksi adalah 100 unit ini kita akan lakukan evaluasi. Baik dari sisi bisnis dan finansialnya," kata Welfizon.
"Dari sisi operasional dan layanan, dan juga dari sisi teknisnya juga akan dievaluasi," sambungnya.
Welfizon menambahkan, besarnya biaya investasi yang diperlukan untuk pengadaan bus listrik ini menjadi perhatian PT Transjakarta dalam proses konversi armada pengangkut penumpang.
"Juga meminta masukan oleh Kemenkomarves untuk mencoba memberikan input terkait dengan pengelolaan atau pengoperasian bus listrik," tutur Welfizon.
Baca juga: Pemprov DKI Targetkan Operasional 300 Unit Bus Listrik Transjakarta pada 2023
Adapun progres pengadaan bus listrik untuk operasional bus transjakarta masih jauh dari target yang sebelumnya disampaikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, bakal ada pengadaan 120 bus listrik untuk Transjakarta pada 2023.
"Tahun lalu ada target 100 bus, tahun ini ada tambahan 120 (unit)," ucapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2023).
"Sehingga, total akhir tahun, kami harapkan akan ada operasional sekitar 220 bus listrik," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.