Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Pernyataan Luhut dalam Sidang Haris-Fatia, Sedih dan Jengkel Dipanggil "Lord"

Kompas.com - 09/06/2023, 09:31 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Tak ikut andil dalam operasi militer Intan Jaya

Dalam kesempatan itu, Luhut juga mengaku tidak ikut campur dalam operasi militer di Intan Jaya, Papua.

Ia juga mengaku tak mungkin mengerahkan tentara untuk operasi militer di Intan Jaya.

"(Operasi militer Intan Jaya) tidak ada kaitannya dengan tugas pokok saya," kata Luhut.

"Tidak mungkin saya bisa memberikan gerakan-gerakan militer dan tidak pada posisi yang bisa memberikan arahan-arahan itu," lanjut dia.

Luhut menyebutkan, orang yang berkapasitas untuk menggerakkan operasi militer di Intan Jaya adalah Menteri Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Sebut Haris minta saham Freeport

Kemudian, Luhut mengeklaim, Haris Azhar pernah meminta saham PT Freeport.

Luhut berujar, Haris pernah datang ke rumahnya pada Maret atau April 2021. Saat itu, menurut Luhut, Haris meminta beberapa persen saham PT Freeport.

"Tidak sampai detail, tapi (Haris) meminta sejumlah saham (PT Freeport). Kalau saya enggak keliru beberapa persen," ujar dia.

Baca juga: Sidang Digelar Tertutup Saat Luhut Bersaksi, Fatia: Saya Kecewa, Semoga Tak Ada Diskriminasi Lagi

Luhut mengaku tidak tahu Haris Azhar mewakili suku mana saat meminta saham PT Freeport. Kepada Haris, Luhut mengaku tidak mudah untuk memberikan saham.

"Tapi kan tidak segampang itu juga. Saya telepon Freeport, Freeport jawab. Kan kami tanya suku mana dulu, karena banyak suku yang klaim punya saham di sana," tutur Luhut.

Sementara itu, Haris membantah meminta saham kepada Luhut.

Kasus "papa minta saham" disinggung

Dalam sidang itu, kuasa hukum Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti bertanya tentang kasus "papa minta saham Freeport" kepada Luhut Binsar Panjaitan, tetapi dipotong oleh jaksa dan hakim.

Awalnya, seorang kuasa hukum Haris-Fatia bernama Ma'ruf bertanya kepada Luhut, apakah pernah ada pihak lain menyebut nama Luhut soal kegiatan perusahaan tambangnya di Papua.

Luhut kemudian menjawab, "Sepanjang saya ingat, enggak ada".

Kuasa hukum Haris-Fatia lantas mencoba mengingatkan Luhut dengan menyebutkan kasus "papa minta saham".

Terdakwa dalam kasus itu, yakni Setya Novanto.

Kuasa hukum mengatakan, dalam persidangan kasus itu, nama Luhut disebut 66 kali sebagai salah satu pihak yang meminta bagian saham Freeport. Pada momen inilah jaksa memotong tanya jawab.

"Keberatan, Yang Mulia," celetuk jaksa.

Baca juga: Luhut Sebut Haris Azhar Bantu Urus Persoalan Saham Freeport Milik Suku di Timika

Hakim Cokorda Gede Arthana juga meminta kuasa hukum Haris-Fatia untuk fokus bertanya, bukan menjelaskan perkara lain yang dianggap tidak berhubungan dengan materi persidangan ini secara langsung.

"Jangan saudara memberikan penjelasan ya. Saudara tidak boleh memberikan penjelasan kepada saksi. Cukup ditanyakan," ujar hakim.

Kuasa hukum kemudian berupaya menjelaskan bahwa kasus "papa minta saham" itu merupakan konteks dari pertanyaan yang akan diajukan. Oleh sebab itu, penting untuk diungkapkan.

"Ini pengantar, Yang Mulia. Biar ada konteks dari pertanyaan saya," ujar kuasa hukum.

Di tengah perdebatan kuasa hukum-jaksa-hakim, Luhut akhirnya menjawab pertanyaan mengenai kasus "papa minta saham" secara singkat.

"Begini, begini. Kasus saham Freeport itu kan sudah selesai. Tidak ada alat bukti. Jadi ngapain saudara mesti ulang-ulangin," kata Luhut.

Baca juga: Fatia Ungkap Penjahat yang Dimaksud dalam Konten YouTube-nya Bukan Luhut

Meski demikian, jaksa terus mendorong hakim agar kuasa hukum Haris-Fatia tidak bertanya di luar pokok perkara.

Hakim pun meminta kuasa hukum tidak memberikan penjelasan dan cukup bertanya saja.

"Saya berkali-kali sudah mengingatkan, jangan keluar dari permasalahan ini. Cukup kepada saudara saksi, (berikan) pertanyaan. Jangan saudara menjelaskan kepada saksi, jangan menyimpulkan," ujar hakim.

Kuasa hukum Haris-Fatia pun menaati perintah hakim dan beralih bertanya dengan topik lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com