JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RW 05 dan RW 02, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara, tengah kesulitan mendapatkan air bersih sejak hampir dua tahun ke belakang.
Krisis air bersih terjadi akibat suplai air pipa dari Perusahaan Umum Daerah (PERUMDA) Air Minum Jaya (PAM Jaya) tersendat.
Kondisi ini membuat warga setempat harus bersusah payah mencari air bersih untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan sebagainya.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Beli Air ke Kelurahan Lain
Untuk bisa mendapatkan air bersih, warga RW 05 dan RW 02 memiliki cara tersendiri.
Salah satu caranya adalah dengan meminta air PAM Jaya dari tetangga yang berbeda Kelurahan, yakni warga Lagoa.
Namun, mereka harus membayar sejumlah uang untuk satu jam air yang dikeluarkan.
"Kadang kita juga suka minta air ke warga yang mau kasih kita air. Per jam itu Rp 20.000. Itu tetangga. Kan kita kan di sini ada dua Kelurahan, Rawa Badak Utara sama Lagoa," ucap Fitri, ibu rumah tangga di RT 010/RW 02 Kelurahan Rawa Badak Utara, saat ditemui di lokasi pada Kamis (8/6/2023).
"Jaraknya enggak jauh, dekat. Jadi, kalau misalnya kita enggak dapat air (dari PAM Jaya), kita nyelang," imbuh Fitri melanjutkan.
Baca juga: Hampir 2 Tahun Krisis Air Bersih, Warga Rawa Badak Utara Terpaksa Cuci Baju di Laundry
Fitri menuturkan, krisis air yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya membuat sengsara, khususnya bagi ibu rumah tangga.
"Warga sini kalau cuci baju, ya (ke tempat) laundry. Ya kami mau bagaimana lagi? Orang enggak punya air. Jadi, double ruginya," tutur Fitri.
Selain itu, krisis air bersih membuat Fitri kesulitas saat hendak mencuci beras. Kini, dia harus menggunakan air galon untuk mencuci beras.
"Ya pakai air galon kalau cuci beras. Masak sayur dan semuanya, ya air galon," ucap Fitri.
Karena jengah dengan krisis air berkepanjangan, Fitri pun menyindir PAM Jaya.
Baca juga: Warga Rawa Badak Utara Bayar Rp 20.000 ke Tetangga atau Urunan Bensin demi Air Bersih
"PAM Jaya mah 'baik'. Kami masak sayur sudah enggak perlu garam. Orang airnya sudah asin," seloroh Fitri.
Krisis air bersih yang terjadi tak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari warga untuk mandi dan mencuci, tetapi juga proses memandikan jenazah.