Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polres Jaktim Didorong Lebih Peka, Transparan, dan Cepat Tangani Kasus Pemerkosaan Anak di Cipayung

Kompas.com - 17/06/2023, 11:01 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Josua Mamoto berpendapat, wajar apabila Polres Jakarta Timur membutuhkan waktu lama dalam memproses perkara pemerkosaan anak di Cipayung.

Sebab, tindak pidana pemerkosaan telah terjadi sejak lama, yakni dalam kurun waktu 2021-2022. Hal ini membuat polisi harus berhati-hati dalam menangani perkara tersebut.

"Memang rentan waktu antara kejadiannya dengan laporan ada jeda waktu yang cukup lama. Hal ini karena korban itu baru berani memberitahu ke orangtuanya," ujar Benny kepada Kompas.com, Jumat (16/62023).

Baca juga: Pemerkosa Bocah di Cipayung Baru Ditangkap Setelah Viral, Kompolnas: Polisi Tak Boleh Lamban demi Perlindungan Korban

"Kasus seperti ini memang minim saksi ya, sehingga penyidik perlu bekerja keras untuk membuktikannya, termasuk menggunakan metode scientific crime investigation," lanjut dia.

Pendapat Benny ini didasarkan pada hasil klarifikasi yang telah Kompolnas lakukan ke jajaran Polres Jakarta Timur mengenai lambannya penanganan kasus ini.

Tetapi di sisi lain, Benny menilai, personel di Polres Jakarta Timur juga harus mempunyai kepekaan tinggi. Pasalnya, publik, terutama korban dan orangtuanya, sangat menaruh harapan polisi bisa bergerak cepat menangani perkara sulit ini.

Oleh sebab itu, Polres Jakarta Timur dinilai perlu memberikan kepastian hukum bagi korban dan orangtuanya.

"Penanganan kasus seperti ini perlu segera karena (menyangkut) perlindungan korban. Orangtuanya juga ingin agar pelaku segera ditangkap apabila memang sudah diketahui," ujar Benny.

Baca juga: Sederet Alasan Polisi Baru Tangkap Lansia Pemerkosa Bocah di Cipayung meski Pelaku Sudah Mengaku

"Dalam hal ini, Unit PPA perlu secepatnya meningkatkan ke penyidikan bila buktinya sudah cukup dan langsung menangkap tersangkanya," lanjut dia.

Agar tidak dicap lamban menangani kasus pemerkosaan anak, Polres Jakarta Timur diminta untuk aktif berkomunikasi dengan orangtua korban terkait perkembangan proses hukum perkara itu.

Hal ini penting agar selain menghadirkan sebuah transparansi hukum, juga memberi kepastian hukum bagi korban beserta keluarganya.

"Menurut kami, sebaiknya progres penyidikan selalu diinfokan kepada pelapor sebagai bentuk transparansi," lanjut Benny.

Apabila personel di Polres Jakarta Timur menemui kendala penyelidikan/penyidikan, mestinya perkara itu segera disupervisi atau dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. Benny menilai, mekanisme itu wajar demi menjamin kepastian hukum.

Baca juga: Penanganan Kasus Pemerkosaan Anak oleh Lansia di Cipayung Dituding Lamban, Kompolnas: Biasanya Minim Saksi

Baru ditangkap tiga bulan kemudian

Diberitakan sebelumnya, kasus pemerkosaan ini baru diketahui keluarga korban pada 6 Maret 2023. Saat itu, korban NHR bercerita pemerkosaan yang ia alami kepada temannya, DH (12).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com