JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) kembali melaporkan capaian satu juta penumpang pada Selasa (13/6/2023), tepatnya 1.001.564 orang.
Dengan capaian itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan Transjakarta bisa mencapai dua kali lipat di tahun depan dan mencapai empat juta penumpang di 2025.
Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta Nasruddin Djoko Surjono berujar, Transjakarta dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan membahas perencanaan tahunan sebagai bentuk dukungan target tersebut.
Baca juga: Bus Transjakarta ke Jakarta Fair Kemayoran Lama Datang, Penumpang: Sebenarnya Membantu, Tapi Lama
"Termasuk di dalamnya target penumpang dan kesiapan Transjakarta dan operator bus. Perencanaan ini harus sejalan dengan masterplan transportasi DKI Jakarta dalam hal ini Dishub," ucap Nasruddin, dilansir dari Kompas.id, Minggu (18/6/2023).
BP BUMD juga akan mendukung koordinasi dengan eksekutif dan legislatif untuk monitoring, pengawasan, dan evaluasi berkelanjutan yang diperlukan untuk meningkatkan layanan transportasi kepada masyarakat.
"BP BUMD juga akan menyiapkan tahapan pelaksanaan dan skema pendanaan jika diperlukan dalam rangka pengembangan transportasi publik perkotaan," ucap Nasruddin.
Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza mengungkapkan, perusahaan akan meningkatkan ridership dan menambah jaringan-jaringan baru demi mencapai target itu.
Menurut dia, potensi ridership dan penambahan jaringan juga bisa dicermati dari data mobilitas orang di Jakarta atau di Jabodetabek.
Baca juga: Transjakarta Pastikan Layanan Bus ke Soekarno-Hatta untuk Umum, Waktu Tempuh Diprediksi 90 Menit
Dari data Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI), ada 88 juta pergerakan se-Jabodetabek per hari, baik yang menggunakan sepeda motor, mobil, berjalan kaki, maupun angkutan umum.
"Kami menghitung, dari potensi yang sedemikian besar, kira-kira berapa yang bisa ditangkap oleh Transjakarta," kata Welfizon.
Namun, Welfizon juga menyatakan, upaya menangkap potensi penumpang harus dibarengi dengan strategi push and pull.
Strategi ini dilakukan untuk menarik dan mendorong orang untuk mau menggunakan angkutan umum ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.
Transjakarta sebagai operator, kata Welfizon, akan lebih banyak menerapkan strategi pull atau menarik penumpang. Di antaranya dengan perbaikan layanan, penambahan jaringan.
Menurut Kepala Departemen Hubungan Masyarakat dan CSR Transjakarta Wibowo, capaian satu juta penumpang itu tak lepas dari pelanggan bus raya terpadu (BRT), non-BRT, mikrotrans, dan lainnya.
Secara rinci Wibowo menjelaskan, Transjakarta telah mengangkut 410.927 pelanggan, mikrotrans 409.759 pelanggan, dan non BRT di 181.270.
Wibowo mengatakan salah satu upaya untuk mencapai titik itu, Transjakarta telah berinovasi, antara lain lewat program 35 menit yang dapat membantu pelanggan mengukur ketepatan waktu perjalanan.
"Serta disediakan rute-rute baru atau rute-rute khusus yang semakin memudahkan mobilitas pelanggan,” ujar Wibowo dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (14/6/2023).
Wibowo berharap kenaikan jumlah pelanggan ini turut membawa perubahan baik dengan mendorong kebiasaan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi.
Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, perlu ada komitmen serius untuk mendorong masyarakat naik transportasi publik.
Menurut dia, DKI Jakarta merupakan daerah yang dinilai paling representatif untuk digunakan sebagai contoh transportasi bagi kota-kota lain di Tanah Air.
Pasalnya, Transjakarta didukung oleh adanya BRT Trans Jakarta yang telah terhubung Jaklingko sebagai angkutan pengumpan dan dukungan kerjasama dari moda lain, yaitu KCI, MRT, dan LRT.
Baca juga: Eks Pangdam Jaya Mayjen (Purn) Untung Jadi Komisaris Utama PT Transjakarta
Kendati demikian, Djoko berujar kebutuhan transportasi tidak sebatas ramah dan nyaman, tetapi juga harus berkelanjutan dan mempermudah perpindahan dari satu moda ke moda lain.
Djoko berujar perlu ada subsidi angkutan penumpang perkotaan untuk menstimulus pengembangan angkutan pernumpang umum perkotaan.
Serta meningkatkan minat penggunaan angkutan umum, dan kemudahan mobilitas masyarakat di kawasan perkotaan," ucap Djoko.
(Penulis : Helena Francisca Nababan (KOMPAS.id))
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.