Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muara Angke Langganan Banjir Rob, Warga Terpaksa Tinggikan Rumah: Kalau Siang Terasa seperti Dimasak

Kompas.com - 22/06/2023, 16:17 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Muara Angke merupakan salah satu wilayah di Jakarta Utara yang dilanggan banjir rob.

Seorang warga RT 06/RW 22 bernama Rano (32) mengungkapkan, banjir rob sudah dia rasakan saat pertama kali menginjakkan kaki di Muara Angke, setelah memutuskan merantau dari Indramayu ketika usianya masih 19 tahun.

"Sudah (banjir rob pas pertama kali ke sini), dari dulu, sudah enggak heran (kalau banjir rob), langganan," kata Rano saat ditemui di Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (22/6/2023).

Walau begitu, Rano menganggap dirinya sudah "bersahabat" dengan banjir rob.

Baca juga: Kisah Rano, Nelayan Muara Angke, Berdamai dengan Banjir Rob...

"Ya enggak apa-apa, banjirnya sebentar ini. Kalau banjir, enggak terlalu tinggi, paling semata kaki. Itu juga enggak lama dan setiap hari, setengah hari sudah surut," ungkap Rano.

Ayah dua anak itu berujar, suatu kali banjir rob sempat masuk ke area rumahnya. Sebagian barang di kediamannya saat itu terendam.

Mengantisipasi musibah yang sama terulang di kemudian hari, Rano memutuskan meninggikan lantai rumahnya.

"Ya mau enggak mau ditinggikan. Warga sini memang ditinggikan semua (rumahnya). Mereka ukur airnya. Kalau airnya masuk ke dalam, kita tinggikan," ucap Rano.

Namun, Rano harus menerima risiko setelah meninggikan lantai rumah. Tempat tinggalnya ini terasa panas lantaran menjadi dekat dengan plafon.

Baca juga: Kisah Rano Si Nelayan Muara Angke Diterjang Ombak Besar Saat Antar Tamu Memancing

"Lumayan dekat plafon. Makanya lumayan, kayak dimasak kalau siang," tutur Rano sambil tertawa.

Selain meninggikan rumah, ada juga warga yang membuat tempat tinggalnya seperti rumah panggung.

Saat ditanya alasannya rela bertahan dengan banjir rob, Rano menjawabnya.

"Ya habis mau gimana ya. Kita memang dari kecil sudah terbiasa di sini kan, kita mau ninggalin juga bingung," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com