Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayar Rp 5.000 Sehari, Pedagang Gulali Ini Tinggal Bareng 14 Orang di Satu Rumah

Kompas.com - 03/07/2023, 10:00 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA., KOMPAS.com - Beragam cerita datang dari para pejuang nafkah di Ibu Kota.

Adang (65), pedagang gulali asal Garut, harus tinggal bersama 14 orang pedagang gulali lainnya dalam satu rumah kontrakan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

Adang bercerita, dengan penghasilannya saat ini, yakni sekitar Rp 50.000-Rp 100.000 per hari, ia menyisihkan Rp 5.000 untuk biaya sewa harian.

"Bapak mah ngontrak di sini, namanya penghasilan nggak nentu. Bayarnya 5.000 sehari asal bisa ngorok aja," kata Adang saat ditemui Kompas.com di pelataran Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2023).

Baca juga: Kisah Adang, 40 Tahun Jualan Gulali di Tengah Getirnya Kehidupan Ibu Kota

Teman-teman Adang juga merupakan pedagang gulali yang sama-sama berasal dari Garut.

"Tukang gulali semua sekampung. Yang ngontrak rumah itu satu kampung dengan kita, lakinya (suaminya) sudah meninggal. Kalau di kampung kasihan nggak bisa apa-apa dia, jadi sekarang dia ngurusin kita lah di situ. Masak nasi, bikin kopi. Jadi kita pulang dagang makan di situ, mengopi di situ," kata dia.

Sehari-hari, Adang harus berjalan kaki menempuh jarak berkilometer, dari titik awal Pasar Mester Jatinegara, Jakarta Timur, untuk menjajakan gulalinya.

Sebab, gerobak pikulnya tidak boleh masuk transportasi umum.

Adang bercerita, Kamis lalu, ia berjalan kaki kurang lebih enam kilometer dari Jatinegara menuju Masjid Cut Meutia Jakarta Pusat untuk menjual gulalinya saat momen pemotongan kurban Idul Adha 2023 di masjid itu.

Baca juga: Kenyang Pengalaman Pahit di Jakarta, Perantau Ini Pernah Kebanjiran, Dimaki, dan Diremehkan

Satu gulali dibanderol Rp 5.000. Bentuknya beraneka ragam, ada kupu-kupu, terompet, empeng, ayam, dan harimau pun bisa dia buat.

"Ular naga, barongsai juga bisa. Ya namanya di Jakarta ada musim itu," ujar dia.

Keterampilan ini Adang dapatkan dari sang ayah yang dulunya juga penjual gulali.

"Ini diajarin dari orangtua bapak (saya), kan bapak dibesarkan tukang gulali di Garut," tutur Adang.

Kendati tumbuh besar sebagai pedagang gulali, Adang tetap berharap tidak ada anaknya yang mengikuti jejaknya sebagai penjual gulali.

"Kalau bisa mah enggak boleh kayak bapaknya. Kalau enggak, ya enggak apa. Namanya nasib emang kejam, tapi kalau bisa jangan sampai kayak bapaknya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com